Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agung Danarto menyampaikan rasa syukur karena peserta Munas ke-32 Tarjih ternyata didominasi oleh kalangan usia produktif. Realitas ini tegas menepis kekhawatiran Ketua Majelis Tarjih periode 1985-1990, Azhar Basyir akan terjadinya defisit kader Ulama Tarjih di Muhammadiyah.
Dalam sambutannya pada Penutupan Munas ke 32 Tarjih di Pekalongan, Ahad (25/02/2024), Agung optimis optimis terhadap masa depan Ulama Tarjih Muhammadiyah. Dengan kehadiran kader-kader muda, lembaga ini diharapkan tetap menjadi pilar keilmuan yang dinamis dan relevan.
Azhar Basyir sebelumnya pernah menyoroti fakta bahwa Ulama Tarjih cenderung didominasi oleh kaum tua dan usia senja.
Peserta Munas Tarjih ke-32 yang berjumah lebih dari 300 orang ini diketahui berasal dari beragam latar belakang, mencakup ahli astronomi, pakar ekonomi Islam, dan intelektual di bidang hukum Islam.
Keberagaman ini dianggap sebagai kekayaan, karena memberikan kontribusi beragam pengetahuan dan perspektif dalam pengembangan keilmuan di lingkungan Muhammadiyah.
Dengan adanya para ahli dari bidang-bidang khusus ini, diharapkan Ulama Tarjih Muhammadiyah dapat terus berkembang dan relevan dalam menyikapi tantangan zaman. Agung mengajak seluruh peserta untuk bersama-sama menjaga keberlanjutan lembaga ini, memastikan bahwa Ulama Tarjih Muhammadiyah tetap menjadi garda terdepan dalam menghadirkan solusi Islam yang adaptif dan inklusif.
Agung menjelaskan bahwa Munas Tarjih ke-32 telah berhasil mensahkan tiga materi krusial, yaitu Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT), Pengembangan Manhaj Tarjih, dan Fikih Wakaf Kontemporer. Menurutnya, ketiga materi ini mencerminkan kemajuan Muhammadiyah dalam menghadapi dinamika zaman.
Sementara menggaris bawahi signifikansinya, Agung menegaskan bahwa keputusan terkait materi Munas Tarjih ini perlu segera disosialisasikan secara masif kepada masyarakat. Dalam konteks ini, sosialisasi diharapkan dapat melibatkan berbagai lapisan masyarakat agar pemahaman dan dukungan terhadap kebijakan Muhammadiyah semakin meluas.
Keputusan terkait KHGT, Pengembangan Manhaj Tarjih, dan Fikih Wakaf Kontemporer bukan hanya sebatas pencapaian internal Muhammadiyah, melainkan sebagai upaya nyata untuk memberikan kontribusi positif dalam pemberdayaan umat Islam secara global.
Dengan sosialisasi yang efektif, Muhammadiyah berharap dapat memperoleh dukungan luas dalam implementasi kebijakan-kebijakan tersebut, menciptakan dampak yang berkelanjutan dalam mewujudkan visi dan misi organisasi keagamaan tersebut.
Dalam acara penutupan ini turut juga dihadiri oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syamsul Anwar, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hamim Ilyas, Rektor Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan Nur Izzah, dan peserta Munas Tarjih lainnya. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News