Risalah perempuan berkemajuan adalah gerakan yang bertujuan untuk mempromosikan kemajuan, kesetaraan, dan pemberdayaan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, ekonomi, politik, dan sosial.
Konsep ini menekankan pentingnya memberikan kesempatan yang sama kepada perempuan untuk mengembangkan potensi mereka, berkontribusi pada masyarakat, dan meraih kehidupan yang lebih baik.
Hal itu ditegaskan Sumiati SAg Ketua Lembaga Lingkungan Hidup Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jatim dalam Baitul Arqom PCM Wiyung di Masjid At Taqwa SDM Limas, Sabtu (6/4/2024).
“Konsep risalah perempuan berkemajuan dalam bahas Arab “Rasila yarsalu rasalan, warasa’latan. Artinya, mengirim mengutus, membebaskan. Ar risalah berarti surat, kerasulan, risalah,” terang Sumiati.
Dia melanjutkan, Risalah perempuan berkemajuan mencakup upaya untuk mengatasi berbagai bentuk diskriminasi dan ketidaksetaraan gender yang masih ada di banyak masyarakat, serta memperjuangkan hak-hak perempuan dalam bidang seperti pekerjaan, pendidikan, kesehatan reproduksi, dan kebebasan individual.
Kata dia, tujuan utama dari risalah perempuan berkemajuan adalah menciptakan lingkungan di mana perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan pria untuk meraih potensi mereka sepenuhnya, serta menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat.
“Risalah Perempuan Berkemajuan merupakan naskah dokumen pandangan Ideologis Aisyiyah dan Persyarikatan Muhammadiyah tentang perempuan dalam berbagai aspek kehidupan,” beber Sumiati.
Menurut dia, ada ada 7 karakter perempuan berkemajuan. Pertama, iman dan takwa, di mana Iman menjadi dasar sedangkan ilmu menjadi penerang (QS. Yunus 10:9)
Kedua, taat beribadah, dimana dalam menunaikan fungsi ibadah perempuan dan laki-la laki mempunyai kewajiban yang sama dalam ibadah kepada Allah. (QS Al_Ahzab 33:35)
Ketiga, akhlak karimah, yakni sebagai wujud kesempurnaan iman.” Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik Budi pekertinya dan yang paling baik di antara sekalian adalah yang paling baik terhadap istri mereka.” (HR At_Tirmizi)
Keempat, berpikir tajdid. Dengan semangat tajdid, perempuan mampu mengaktualisasikan Islam di tengah perkembangan zaman, inovatif-reformatif, berpikir kritis. (QS. Az-Zumar 39:18)
Kelima, bersikap wasathiyah. Umat yang adil, terpilih dan pertengahan menggabungkan ilmu dan amal, tidak berlebihan dan tak kekurangan.
Keenam amaliah salihah, sebagai perwujudan iman dalam kehidupan .Mampu memposisikan diri sebagai makhluk yang sempurna baik sebagai pribadi maupun sosial(QS At-Tin 95)
Ketujuh, sikap inklusif, yakni terbuka dengan siapa pun dalam relasi sosial yang majemuk. (QS Al-Hujurat 49:13)
Lalu, apa yang menjadi komitmen dari perempuan berkemajuan?
Sumiati menjelaskan di antaranya adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pelestarian lingkungan, penguatan keluarga sakinah, pemberdayaan masyarakat, filantropi, aktor perdamaian, partispasi publik
“Juga ada kemandirian ekonomi, peran kebangsaan, dan kemanusiaan universal,” terang perempuan yang dikenal ramah ini.
Dengan konsep itu, harap Sumiati, Aisyiyah mampu menjadi garda depan dalam mewujudkan karakter perempuan berkemajuan.
“Mari kita selalu ikut kegiatan baik di Persyarikatan Muhammadiyah maupun Aisyiyah seperti Baitul Arqom PCM Wiyung seperti ini,” pungkasnya. (ali shodiqin)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News