Sabtu (29/4/2023) lalu, topik yang saya sampaikan tentang kewajiban membela orang yang Dizalimi. Hari ini, melanjutkan soal kezaliman, yaitu kenapa azab bagi orang zalim tidak langsung ditimpakan?
Banyak orang mengira bahwa hukuman Allah kepada orang zalim itu harus cepat, langsung setelah kezaliman itu terjadi
Orang zalim itu melewati 4 fase. Ini yang harus kita pahami. Fasenya antara lain :
Fase pertama:
“Pembiaran dan penangguhan (al imhal, al imla) dan Aku akan memberikan tenggang waktu kepada mereka. Sungguh rencana-Ku amat tangguh (terencana, kuat, dan tidak ada yang menandinginya).” (QS. Al-A’rôf : 183)
Fase kedua :
Al-Istidrôj (menarik sedikit demi sedikit kepada kehancuran dengan memberikan banyak kenikmatan dan melalaikan mereka untuk mensyukurinya), akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui,” (QS. Al-A’rôf : 182)
Bukan berarti dunia jadi sempit bagi si zalim, akan tetapi dunia dibukakan baginya, kedudukannya naik, diluaskan baginya segala kelezatan dunia, Allah beri dia apa yang dia inginkan dan harapkan.
Bahkan Allah kasih lebih dari yang dia inginkan, karena kata “ad-darj” menunjukkan suatu hal yang tinggi/di atas, sedangkan kata “ad-dark” menunjukkan suatu hal yang rendah/di bawah.
Fase ketiga:
“At-Tazjin” (setan menjadikan indah perbuatan buruk mereka), setan telah menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan (buruk) mereka. (QS. Al-‘Ankabût : 38)
Di fase ini, hati si zalim mati, ia melihat segala tindak tanduknya adalah baik, bahkan ia melihat hal yang dipandangnya itu wajib dilakukan.
Kehidupan di hatinya tidak kembali lagi, kehidupan (hati) yang bisa mencela atas kejahatan yang ia lakukan
Fase keempat:
Al-Akhdz (siksa dari Allah), dan begitulah siksa Tuhanmu apabila Dia menyiksa (penduduk) negeri negeri yang berbuat zalim, sungguh, siksa-Nya sangat pedih, sangat berat
(QS. Hûd : 102),
Di fase inilah azab dari Allah turun secara berangsur- angsur kepada si zalim, dan azabnya amat pedih, maka janganlah engkau (Muhammad) tergesa -gesa (memintakan azab) terhadap mereka, karena Kami menghitung dengan hitungan teliti (datangnya hari siksaan) untuk mereka. (QS. Maryam : 84)
Wahai Zat yang senantiasa hidup dan terjaga, dengan curahan kasih sayang-MU, kami mohon perlindungan, wahai Zat pemberi naungan dan perlindungan. Lindungilah kami. (*)
*) Ferry Is Mirza DM, Aktivis Muhammadiyah dan Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Jatim