*) Oleh Dr. Sholikh Al Huda
Wacana Muhammadiyah “Asli” berasal dari hasil pembacaan terhadap fenomena baru terkait munculnya pola baru tradisi sosial keagamaan di kalangan jamaah Muhammadiyah.
Di mana terpotret di lapangan, minimal ada tiga pola baru tradisi sosial keagamaan jamaah Muhammadiyah, yaitu Muhammadiyah rasa Salafi (MuSa).
Pola baru tradisi sosial keagamaan tersebut, cenderung mengganggu konsolidasi ideologi, organisasi dan tradisi kultur keagamaan jamaah Muhammadiyah di lapangan, sehingga terkadang menimbulkan gesekan.
Pola baru tradisi sosial keagamaan tersebut, kemudian memunculkan pertanyaan dan kegelisahan di kalangan jamaah Muhammadiyah, terus bagaimana model atau pola tradisi sosial keagamaan Muhammadiyah yang “Asli” tanpa rasa Salafi itu?
Maka tulisan ini berusaha memotret karakter Muhammadiyah “Asli”.
Karakter Muhammadiyah “Asli” diambil dari sumber buku ideologi Muhammadiyah, Himpunan putusan keagamaan Muhammadiyah, pedoman organisasi Muhammadiyah dan ragam khazanah pemikiran di kalangan pemikir Muhammadiyah, yang sudah diputuskan dan disepakati jamaah Muhammadiyah melalui berbagai forum resmi seperti Tanwir, Muktamar, Munas dan sebagainya.
Dari sumber-sumber resmi Muhammadiyah di atas, maka penulis berikhtiar merumuskan secara sederhana terkait konsep Muhammadiyah “Asli”, walaupun disadari tentu konsep ini tidak final dan mutlak, masih bisa ditambahi.
Adapun karakter Muhammadiyah “Asli” adalah mereka yang selalu berusaha semaksimal mungkin menggunakan sumber- sumber keagamaan, paham ideologi dan pedoman organisasi Muhammadiyah sebagai manhaj paham keagamaan dan organisasi yang dipraktikkan dalam kehidupan keseharian di tengah komunitas masyarakat Indonesia.
Di bawah ini beberapa karakter yang dapat dijadikan standar karakter Muhammadiyah “Asli” yaitu:
Pertama, dalam praktik ritual beragama dan paham keagamaan selalu berpedoman dan mengambil dari sumber keagamaan Muhammadiyah yaitu manhaj Himpunan Tarjih Muhammadiyah.
Mohon info jika mau mengirim tulisan tentang pergerakan Muhammadiyah di daerah kepada siapa? Terimakasih
Ke pak Agus Wahyudi atau diemail ke nidlom.jatim@gmail.com