Putusan Muktamar 48 Muhammadiyah sebagai rujukan bersama secara kolektif-sistem. Diharapkan seluruh level pimpinan Muhammadiyah dapat bergerak dalam satu irama yang sama.
Kepemimpinan di Muhammadiyah bukan hanya pada tataran organisasi, tetapi lebih dalam masuk pada jiwa dan alam pikiran. Amanah kepemimpinan di Muhammadiyah juga berdimensi ilahi. Oleh karena itu, pengkhidmatan di Muhammadiyah harus dilaksanakan secara optimal.
Kita harus bersungguh-sungguh dengan ketulusan, kesabaran sebagai kekuatan rohani kita dalam menjalankan amanat itu. Jika pengkhidmatan kita berada pada titik terdalam itu, berkah Allah dan rahmat Allah akan melimpah untuk kita.
Perjalanan sejarah Muhammadiyah satu abad lebih merupakan hasil dari rahmat Allah SWT kemudian perpaduan antara kesungguhan, ikhtiar dan pengkhidmatan sejak zaman KH Ahmad Dahlan sampai sekarang, dan yang akan datang. Beberapa hal itu menjadi kunci Muhammadiyah sekarang sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia bahkan dunia.
Agar tidak sebatas pengakuan, maka dalam menjalankan organisasi Islam terbesar ini, secara organisatoris Putusan Muktamar 48, Muhammadiyah memiliki tagline unggul dan berkemajuan. Tagline tersebut harus menjadi alam pikir yang aktual di berbagai aspek kehidupan yang menjadi lahan garapan Muhammadiyah.
Muhammadiyah unggul dan berkemajuan harus menjadi orientasi gerak kita bersama, agar kita fokus dalam seluruh gerakan kita.
Meski pun wilayah Muhammadiyah memiliki irama dan tantangan sendiri, tetapi jika Muhammadiyah mampu bergerak secara jamiyah, diprediksi Muhammadiyah pada lima tahun ke depan akan terus bergerak maju dan meningkatkan keunggulan yang lebih baik lagi.
Bukan hanya Pimpinan Muhammadiyah, tetapi juga MLO termasuk juga organisasi otonom dapat bergerak seirama. Komitmen gerakan seirama ini juga bagian dari amanah kepemimpinan Muhammadiyah dalam periode ini, mulai dari level pusat sampai dengan ranting.
Muhammadiyah sebagai organisasi, gerakannya berbasis sistem bukan perorangan atau pribadi. Gerakan yang tersistem ini adalah kekuatan Muhammadiyah. Termasuk pembangunan segala Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) untuk dan atas nama Persyarikatan Muhammadiyah.
Tidak Membungkam Kritik
Di sisi lain, Muhammadiyah tidak pernah membungkam kritik, melainkan bersikap atas anarkistik dan kesewenang-wenangan orang atas nama apa pun yang merasa benar sendiri, serta menggunakan kekuasaannya untuk membungkam dan mengerangkeng yang berbeda.
Muhammadiyah santai-santai saja dalam perbedaan pendapat. Akan tetapi terkait penggunaan kekuasaan untuk mengerangkeng perbedaan itulah yang dilawan oleh Muhammadiyah. Muhammadiyah juga tidak melakukan hal yang sama.
Terkait dengan tindakan Muhammadiyah, masyarakat khususnya pelaku media supaya cerdas dalam membedakan antara kritik dengan provokasi. Sebab provokasi dapat mengakibatkan reaksi untuk bertindak kekerasan.
Muhammadiyah tidak takut dibilang membungkam kritik, karena kita tidak membungkam kritik. Kita membungkam kesewenang-wenangan orang atas nama apa pun dan kemudian dia merasa benar sendiri.
Muhammadiyah tidak anti kritik, melainkan Muhammadiyah sangat tegas terhadap penggunaan kekuasaan secara sewenang-wenang dan digunakan untuk membungkam yang berbeda. (*)
(Disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir di acara Ideopolitor yang diselenggarakan di UAD, Yogyakarta, 6 Mei 2023).