Keutamaan dan Tingkatan Puasa Asyura
Ilustrasi: pixabay
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu‘anhuma bahwa beliau berkata:

« مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ »

“Tidak pernah saya melihat Nabi Muhammad saw begitu berusaha (yataharra) untuk berpuasa di hari yang beliau istimewakan dibandingkan hari lainnya, kecuali di hari Asyura ini dan bulan ini -yaitu bulan Ramadan-.” (HR. Bukhari,no. 1867)

Makna yataharra adalah bermaksud untuk berpuasa di dalamnya dan meraih pahalanya.

Di dalam hadis yang lain, Nabi Muhammad bersabda:

«صيام يوم عاشوراء، إني أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله»

“Berpuasa para hari Asyura, sungguh saya berharap (ihtisab) kepada Allah agar menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1976)

Ini merupakan keutamaan dari Allah bagi kita, yang Ia karuniakan kepada kita adanya satu hari yang dapat menghapuskan dosa kita setahun penuh, dan Allah-lah Sang Pemilik segala keutamaan dan keagungan (Dzul fadhlil ’azhim)

Al-Imam an-Nawawi rahimahullah menjelaskan:

«عاشوراء وتاسوعاء اسمان ممدودان، هذا هو المشهور في كتب اللغة. قال أصحابنا : عاشوراء هو اليوم العاشر من المحرم، وتاسوعاء هو التاسع منه. وبه قال جمهور العلماء.. وهو ظاهر الأحاديث ومقتضي إطلاق اللفظ، وهو المعروف عند أهل اللغة.»

“Asyura dan Tasu’a adalah dua nama yang saling berkorelasi, dan ini hal yang sudah masyhur di kalangan ahli bahasa (al-Majmu’ (Syarh al-Muhadzdzab)).

Sahabat-sahabat kami (ulama Syafi’iyah) berpendapat bahwa Asyura itu adalah hari ke-10 di bulan Muharram, sedangkan Tasu’a adalah hari ke-9.

Demikian inilah pendapat mayoritas ulama. Dan ini pula yang tampak di zhahir hadis dan konsekuensi dari penggunaan lafaz ini, serta inilah yang dikenal oleh ulama ahli bahasa.”

‘Asyura ini adalah nama Islami yang tidak dikenal sebelumnya di zaman Jahiliyah (Kisyaful Qina’, Juz 2, Puasa Muharram)

Ibnu Qudamah rahimahullah berkata:

«عاشوراء هو اليوم العاشر من المحرم، وهذا قول سعيد بن المسيب والحسن، لما روى ابن عباس قال.

Asyura adalah hari ke-10 di bulan Muharram, inilah pendapat Sa’id bin al Musayyib dan al-Hasan (al-Bashri).

Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas radhiallahu‘anhuma bahwa beliau berkata:

«أمر رسول الله صلى الله عليه وسلم بصوم يوم عاشوراء العاشر من المحرم.»
(رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح)

“Rasulullah saw memerintahkan untuk berpuasa pada hari Asyura, yaitu hari ke-10 di bulan Muharram.” (HR. Turmudzi, dan beliau mengatakan hadis ini hasan sahih)

‘Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu‘anhuma berkata: “Ketika Rasulullah saw berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan para sahabat juga berpuasa, lalu para sahabat berkata:

«يارسول الله، إنه يوم تعظمه اليهود والنصارى»

“Wahai Rasulullah, ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani.”

Lalu Rasulullah saw berkata:

«فـإذا كـان العـام المقبـل إن شـاء الله صمـنا اليـوم التاسـع»

“Kalau begitu tahun depan kita berpuasa di hari kesembilan (Tasu’a).” Namun Rasulullah saw tidak sampai tahun depan beliau sudah wafat.” (HR. Muslim, no. 1916)

Syafi’i dan sahabat-sahabat beliau, juga demikian dengan Ahmad dan Ishaq serta selain mereka, berpendapat disunnahkannya berpuasa pada hari ke-9 (Tasu’a) disertai dengan hari ke-10 (Asyura), karena Nabi saw melakukan puasa pada hari ke-10 dan berniat puasa pada hari ke-9.

Dengan demikian, sesungguhnya puasa pada hari ‘Asyura itu memiliki tingkatan:

1. Yang paling rendah yaitu berpuasa pada tanggal 10 Muharram saja.

2. Yang lebih utama yaitu berpuasa pada tanggal 10 dan juga tanggal 9 Muharram.

3. Setiap kali lebih banyak puasanya di bulan Muharram, maka lebih utama dan lebih baik. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini