Akal selalu mempertimbangkan antara untung atau rugi, cepat atau lambat, mudah atau sulit, berisiko atau tidak, dan sejenisnya.
Sementara hati nurani selalu mempertimbangkan baik atau buruk, manusiawi atau tidak, jujur atau tidak jujur, adil atau tidak adil, dan seterusnya.
Setiap manusia memiliki dua peringkat tersebut, yaitu akal dan sekaligus hati.
Keduanya akan memberikan pertimbangan dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.
Orang-orang tertentu lebih mengedepankan akalnya, sementara lainnya lebih mengedepankan hatinya.
Jika yang dikedepankan adalah akalnya, maka hasilnya akan berbeda dari umpama yang dikedepankan adalah hatinya.
Dan tentu, akan menjadi sempurna jika keduanya digunakan secara seimbang.
“Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah : 179)
Sombong merupakan keburukan bagi kehidupan. Mengapa?
Karena orang sombong tidak bisa berbuat adil dan ikhlas karena selalu meremehkan orang dan menganggap dirinya paling sempurna, sehingga merasa dirinya yang paling benar.
Kesombongan adalah dosa besar dan balasannya neraka jahanam.
Jadi apa yang harus disombong di muka bumi ini?
Sementara bahaya kesombongan itu sangat berat, baik di dunia maupun di akhirat.
Ada beberapa contoh kesombongan yang terjadi pada masa terdahulu, misalnya:
Fir’aun, karena kekuasaan membuatnya sombong dan menyatakan diri sebagai Tuhan.
Tapi pada saat ditenggelamkan oleh Allah, dia tidak mampu menolong dirinya sendiri.
Raja Namrud, karena kepintarannya dia menjadi sombong dan membuat patung untuk disembah manusia. Tapi akibatnya dia terbunuh oleh patungnya sendiri.”
Iblis menolak sujud karena merasa diri lebih mulia dari manusia (Adam) yang diciptakan dari tanah, sementara iblis berasal dari api.
Kesombongan iblis tersebut menyebabkan kemurkaan Allah dan melaknatnya.
Kesombongan iblis tersebut adalah dosa yang pertama dan dosa pertama yang dilaknat oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam !” Maka mereka pun sujud kecuali iblis.
Ia menolak dan menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir.”
(QS. Al Baqarah : 34). (*)
*) Ferry Is Mirza DM, Aktivis Muhammadiyah dan Sekretaris Dewan Kehormatan PWI