وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِى يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِى يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِى يَبْطُشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِى يَمْشِى بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِى لأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِى لأُعِيذَنَّهُ
“Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunah sehingga Aku mencintainya.
Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan.
Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya.” (HR. Bukhari no. 2506).
Kandungan Hadis: Bukti Mencintai Allah dengan Amalan Sunah
1. Orang yang senantiasa melakukan amalan sunah (mustahab) akan mendapatkan kecintaan Allah, lalu Allah akan memberi petunjuk pada pendengaran, penglihatan, tangan dan kakinya.
2. Seorang yang mencintai Allah pasti tekun melakukan ibadah sunah, hingga memperoleh cinta Allah.
3. Dengan modal cinta, maka ia akan mengabdi kepada kekasihnya, yaitu Allah dengan merasakan kehadiran dan pengawasannya.
4. Saat hati telah dipenuhi “pengagungan terhadap Allah”, semua kotoran menyangkut diri, nafsu, dan kemauan yang tak diridai Allah di dalam dada hamba itu akan terhapus.
5. Siapa yang telah mendapatkan ketenangan pada sesuatu, tentu ia tak ingin berpisah atau meninggalkannya karena di sanalah ada kebahagiaan hidupnya. Ini hanya bisa dicapai oleh orang yang ahli ibadah dengan tekun dan sabar.
Firman Allah SWT yang berkaitan dengan hadis perihal mencintai Allah SWT adalah salah satu bentuknya dengan mengikuti sunah Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam.
Pada dasarnya segala aktivitas yang kita lakukan harus diniatkan karena Allah agar semua yang kita kerjakan diridai oleh Allah dan senantiasa mendapat perlindungan dan kasih sayang Allah.
“Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Katakanlah: ‘Taatilah Allah dan Rasul-Nya; Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” (Al-Imran: 31-32).
Dan juga Rasulullah saw menjelaskan, seseorang yang tidak termasuk orang-orang yang mencintainya, yaitu beliau bersabda: “Barang siapa yang benci dengan sunahku, maka ia bukan termasuk golonganku.” (*)
Baca juga: Menyempurnakan Cinta kepada Allah
*) Dr. Ajang Kusmana, dosen Universitas Muhammadiyah Malang