Lisan yang Basah dengan Doa dan Sujud Syukur
foto: getty images

Doa Jumat berkah buat diriku, keluargaku, sahabat-sahabatku, dan saudara saudaraku tercinta:

Ya Allah, aku berjalan menuju-Mu karena Engkau Maha Pengasih lagi Penyayang

Aku memohon kepada-Mu karena Engkau Allah Yang Maha Agung, aku sungguh berharap kepada-Mu karena Engkau Allah pemilik Alam Semesta seisinya. Aku memanggil-Mu karena Engkau Maha Pengampun

Ya Allah, kasihanilah hamba-Mu yang selalu menyeru-Mu hamba-Mu tidak punya apa-apa yang bisa diandalkan kecuali hanya Engkau.

Ya, Allah usirlah kesedihan, kesusahan, kebingungan dan kekalutan pikiran dari tengah-tengah umat ini.

Ya Allah, usirlah wabah dan bencana dari kami, berilah kami kesembuhan yang sempurna atas sakit dan penyakit yang sedang menimpa sahabat sahabat dan saudara saudara kami

Pulihkan kembali kesehatan tubuh-tubuh kami, keluarkanlah kami dari kondisi duka cita, kepedihan hati, bencana dan malapetaka, ya Allah kabulkan doa kami. Aamiin ya Rabb.

***

Dari ‘Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu bahwa ada seorang lelaki berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam ini telah banyak bagiku, maka beritahulah kepadaku sesuatu yang bisa aku pegang selalu.”

Beliau menjawab, “Hendaklah lisanmu selalu basah karena berzikir kepada Allah.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadis ini hasan) [HR. Tirmidzi, no. 3375. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadis ini hasan].

Mensyukuri nikmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak hanya melalui lisan yang berucap hamdalah (Alhamdulillah), namun juga dengan cara sujud syukur.

Dalam Alquran, Allah berfirman: “Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambahnya. Tetapi jika kamu mengingkarinya sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim : 7)

Sujud syukur biasanya dilakukan seseorang sebagai wujud terima kasih atas nikmat dan karunia yang luar biasa dari Tuhan.

Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah bahwa Sahabat Abu Bakrah mengatakan:

“Bila Rasulullah shalallahu alayhi wasallam mendapati kemudahan dan kabar gembira, beliau langsung tersungkur bersujud kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.” (HR. Ibnu Majah)

“Subhaanallahi walhamdulillaahi walaa ilaaha illallahu wallahuakbar, walaa haula walaa quwwata illaa billaahil aliyyil azhiim”.

“Barang siapa menghidupkan satu sunah dari sunah-sunahku kemudian diamalkan oleh manusia, maka mereka akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun.” (HR. Ibnu Majah 209). (*)

*) Ferry Is Mirza DM, Aktivis Muhammadiyah dan Sekretaris Dewan Kehormatan PWI

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini