Batas Kehidupan
UM Surabaya

*) Oleh: Masro’in Assafani
Wakil Ketua PDM Lamongan

Ajal manusia semuanya dalam ketentuan Allah SWT. Ajal sering dipahami dengan kematian seseorang, bila orang itu meninggal dunia maka itulah ajalnya.

Bila pendekatan tentang ajal mengambil makna berakhirnya sesuatu, maka ajal itu tidak hanya akhir kehidupan seseorang, tetapi bisa semua yang mengalami keberakhiran, itulah ajal.

Jabatan seseorang ada ajalnya, ada titik akhirnya. Maka dari sini manusia bila mau merenung dalam, manusia tidak akan congkak dengan keberadaannya. Misal seorang pejabat, mereka bisa berangan-angan bahwa jabatan yang diembannya tidak langgeng, ada batasnya. Lebih-lebih detik akhir kehidupan adalah hal yang pasti kepada siapapun, dia akan mengalami kematian itu.

Allah SWT berfirman:

هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ طِيْنٍ ثُمَّ قَضٰۤى اَجَلًا ۗ وَاَجَلٌ مُّسَمًّى عِنْدَهٗ ثُمَّ اَنْـتُمْ تَمْتَرُوْنَ

“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menetapkan ajal (kematianmu), dan batas waktu tertentu yang hanya diketahui oleh-Nya. Namun demikian kamu masih meragukannya.”
(QS. Al-An’am 6: Ayat 2)

Kandungan Ayat

1. Manusia dicipta dari tanah ; “Dia lah yang menciptakan kamu dari tanah
2. Batasan Hidup ; “Kemudian Dia menetapkan ajal (kematianmu)
3. Hanya Allah yang tahu ; “Dan batas waktu tertentu yang hanya diketahui oleh-Nya.
4. Meragukan ; “Namun demikian kamu masih meragukannya.”

Ibrah yaitu pelajaran dapat dipetik;

Yang harus manusia gali dalam kehidupan ini adalah bahwa manusia dicipta dari tanah, dan Allah juga sering memperlihatkan, bahwa ada saudara, keluarga, teman yang kembali ke tanah, yaitu kematian yang mendahului kita. Maka hakikatnya kita lahir dan hidup dalam kebesamaan, lalu kita hilang kembali dengan ajal (batasan hidup).

Namun ada juga yang setengah hati, ragu-ragu dengan bukti yang sering kita lihat yaitu kematian.

Catatan,

Siapapun di dunia ini yang mengambil bagian dari kemewahan, lalu menikmatinya dengan kepuasan, maka ingatlah bahwa hidup itu terbatas.

Di sini mengandung pendidikan yang halus yakni manusia dicipta dari tanah, akan kembali menjadi tanah. Maka hakikatnya hidup adalah untuk menanam bunga wangi, maka engkau akan panen keharuman.

Semoga Allah mengampuni kita, memberkahi kita dan merahmati kita. Aamiin.

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini