Muhammadiyah dan Mufti Perlis Bahas Sinergi Keilmuan Islam dan Pemikiran Barat
Jajaran pimpinan Muhammadiyah bertemu Mufti Perlis, Malaysia. foto: ist
UM Surabaya

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyambut kedatangan Mufti Perlis, Malaysia, dalam acara silaturahmi di Aula lantai 6 Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta pada Rabu (23/10/2024) .

Pertemuan tersebut dihadiri oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, dan jajaran pimpinan lainnya. Fokus utama dari pertemuan ini adalah diskusi mengenai perkembangan studi Islam serta hubungan dengan pemikiran Barat.

Dalam diskusi tersebut, Haedar Nashir menekankan pentingnya pendekatan kritis terhadap Barat.

“Kita perlu mengkritisi Barat, namun tidak serta merta menolak sepenuhnya segala pemikiran yang berasal dari Barat,” katanya

Haedar juga menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan pandangan Islam, terutama dalam isu-isu kontemporer seperti gender.

“Perlu ada keseimbangan dalam pandangan Islam, termasuk dalam hal gender, dan kritik terhadap Islam harus dilakukan secara objektif sebagaimana kita mengkritisi Barat,” lanjutnya.

Di sisi lain, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas, menekankan pentingnya memahami ontologi Barat yang berfokus pada alam semesta sebagai objek kajian.

Ia menjelaskan bahwa dalam Islam, ontologi mencakup lebih dari sekadar alam semesta, tetapi juga mencakup Al-Qur’an dan As-Sunnah.

“Ontologi Barat berfokus pada alam semesta, tetapi dalam Islam, ontologi kita mencakup wahyu, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah,” ujar Anwar.

Ia juga menguraikan perbedaan antara ilmu alam dan ilmu agama, serta potensi benturan yang bisa terjadi jika salah satu tidak dipahami dengan baik.

“Benturan antara ilmu agama dan ilmu alam bisa menjadi masalah jika salah satunya tidak dipahami dengan benar,” tegasnya.

Selain itu, Anwar menyoroti pentingnya kekuatan ekonomi dalam memimpin peradaban. Menurutnya, umat Islam perlu memperkuat ekonomi mereka agar tidak hanya maju, tetapi juga bisa menjadi pemimpin global.

Ia memaparkan konsep 3P: profit, people, planet, yang menurutnya harus dilengkapi dengan P keempat, yaitu paradise.

“Konsep profit, people, planet perlu disempurnakan dengan paradise agar umat Islam bisa meraih kemajuan yang holistik,” jelas Anwar.

Dalam kesempatan tersebut, Mufti Perlis, Dato’ Maza, juga menyampaikan pandangannya. Ia berharap kerja sama antara Muhammadiyah dan Perlis bisa terus berlanjut untuk memperkuat peran umat sebagai umat dakwah.

“Saya berharap kerja sama antara Muhammadiyah dan Perlis dapat terus berlanjut demi memperkuat peran umat sebagai umat dakwah,” ujar Dato’ Maza.

Ia juga mengajak untuk memperdalam diskusi mengenai falsafah Barat, khususnya terkait dengan pengetahuan dan kebenaran.

“Indonesia adalah target utama falsafah Barat dalam perkembangan pemikiran global, sehingga penting bagi kita untuk memperdalam kajian ini,” tambahnya.

Secara keseluruhan, pertemuan ini menunjukkan komitmen kuat antara Muhammadiyah dan Perlis untuk terus memperkuat kerja sama dalam bidang keilmuan dan dakwah, dengan tetap memperhatikan dinamika global dan lokal yang berkembang. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini