*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Sahabat sejati adalah anugerah yang tak ternilai. Mereka senantiasa memberi kebaikan tanpa mengharapkan balasan. Seorang sahabat sejati tidak akan rela melihat kita terjerumus dalam kesalahan atau kehancuran.
Sahabat sejati yang shaleh adalah mereka yang berani menegur dengan kasih sayang. Mereka mengingatkan dan menasihati ketika kita khilaf, bukan sekadar hadir di saat senang atau memuji dengan basa-basi.
Dalam ketulusannya, sahabat sejati berani berkorban demi kebaikan kita tanpa pamrih.
Namun, ironisnya, terkadang kita justru mengabaikan mereka. Kita lebih akrab dengan orang-orang yang selalu memuji atau mengiyakan, meskipun kita sedang salah.
Padahal, seorang sahabat sejati yang merasa tidak dipedulikan bisa pergi, dan hanya setelah kepergiannya kita menyadari betapa berharganya kehadiran mereka.
Sebagaimana ungkapan yang berbunyi:
“Shadiqaka man shadaqaka, laa man shaddaqaka”
(Sahabat sejatimu adalah yang berkata jujur kepadamu, bukan yang hanya membenarkanmu).
Umar bin Khattab juga mengingatkan:
“Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah Islam yang lebih baik daripada memiliki saudara yang shaleh. Jika engkau mendapati sahabat yang shaleh, maka peganglah erat-erat.”
Saudaraku, janganlah pernah meninggalkan seorang sahabat yang peduli pada kita. Mereka yang selalu mengingatkan ketika kita salah, membantu saat kita jatuh, dan menghibur di kala sedih, adalah sosok yang lebih berharga daripada harta.
Jangan mudah marah atau memutuskan persahabatan hanya karena teguran mereka. Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya rahmat Allah tidak akan tercurah pada lingkungan yang terdapat pemutus silaturahmi.” (HR. Thabrani).
Sahabat sejati adalah cerminan kasih sayang Allah. Pegang erat mereka, rawat hubungan itu, dan jadilah sahabat yang saleh bagi orang lain. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News