Kepemimpinan dalam Muhammadiyah tidak hanya fokus pada profesionalisme dan urusan duniawi, tetapi juga mencakup keteladanan dan tanggung jawab yang akan berlanjut hingga akhirat.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal, dalam Pengajian Ahad Pagi yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Besuki di Kabupaten Tulungagung, pada Ahad (8/12/2024).
Menurut Fathurrahman, kepemimpinan di Muhammadiyah tidak diukur hanya dari karisma, tetapi lebih pada akhlak mulia.
Kepemimpinan ini bertujuan untuk menjaga keselamatan umat, baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, para pemimpin di Muhammadiyah harus mempersiapkan diri dengan orientasi akhirat, namun tidak mengabaikan urusan dunia.
“Jika kita ingin masuk surga, pemimpin kita harus dapat memimpin umat menuju surga,” ujarnya. Hal ini sejalan dengan pembukaan Anggaran Dasar Muhammadiyah, yang mengharapkan umat Islam dapat diterima di pintu surga dengan ridha Allah.
Fathurrahman juga mengingatkan pentingnya keteladanan yang harus dimiliki oleh pimpinan, warga, kader, dan aktivis Muhammadiyah. Dalam bermuhammadiyah, menjaga kesucian hati menjadi hal yang krusial.
Dia juga menekankan pesan persatuan, baik di kalangan umat Islam, Muhammadiyah, maupun bangsa Indonesia, dengan mencontoh Rasulullah Muhammad dalam mempererat hubungan dan kebersamaan. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News