Refleksi Akhir Tahun: Bekerja untuk Dunia, Beramal untuk Akhirat
foto: depositphotos
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Saat ini, kita telah memasuki hari-hari terakhir di tahun 2024. Dalam hitungan tiga hari, kita akan menyambut tahun baru 1 Januari 2025.

Waktu terus berjalan tanpa terasa, sering kali meninggalkan kita dalam rasa penyesalan karena kurang bijaknya kita dalam memanfaatkannya.

Hari-hari berlalu, diwarnai kesalahan yang dianggap angin lalu tanpa upaya sungguh-sungguh untuk memperbaiki.

Menghadapi akhir tahun dan menyongsong awal tahun baru, sudah sepatutnya kita merenung. Apa saja yang telah kita perbuat selama ini? Apa yang perlu kita perbaiki untuk hari esok? Renungan seperti ini penting agar kita bisa melangkah lebih baik di masa depan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an, Surat Al-Hasyr ayat 18:

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

Ayat ini mengajarkan kita untuk memaafkan masa lalu, tetapi bukan melupakan. Memaafkan adalah langkah awal menuju perbaikan.

Masa kini harus kita hadapi dengan penuh kesungguhan, karena hanya masa kini yang berada dalam kendali kita. Sementara itu, masa depan perlu dipersiapkan dengan belajar dari pengalaman masa lalu dan memperbaiki apa yang perlu diperbaiki saat ini.

Menurut banyak ulama, “hari esok” dalam ayat tersebut merujuk pada akhirat. Akhirat adalah tujuan akhir yang tidak terpisahkan dari dunia, karena dunia adalah jembatan menuju akhirat. Maka, nasihat bijak ini menjadi relevan:

“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan hidup selamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan kau mati esok.”

Pekerjaan duniawi, jika diniatkan untuk mendukung kekuatan dalam beribadah, juga bernilai sebagai ibadah.

Namun, kapan kita akan memasuki akhirat? Tidak ada yang tahu kapan, di mana, dan dalam keadaan bagaimana ajal akan tiba. Allah Subhanahu Wa Ta’ala menegaskan hal ini dalam Surat Luqman ayat 34:

“Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.”

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam juga mengingatkan kita untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam sebuah hadis:

“Gunakan lima perkara sebelum datang lima perkara: masa mudamu sebelum masa tua, sehatmu sebelum sakitmu, kekayaanmu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum kesibukanmu, dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. Al-Hakim)

Hadis ini menggarisbawahi pentingnya memanfaatkan setiap waktu yang diberikan Allah dengan optimal. Waktu 24 jam yang kita miliki setiap hari adalah anugerah berharga yang harus digunakan untuk meningkatkan ketaqwaan, memperbaiki diri, dan mempersiapkan bekal menuju akhirat.

Dengan cara ini, kita bisa lebih siap menghadapi hari ketika kita harus mempertanggungjawabkan seluruh perbuatan kita di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Semoga refleksi ini menjadi pengingat untuk kita semua, agar tidak lagi menyia-nyiakan waktu dan terus memperbaiki diri, baik untuk dunia maupun akhirat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini