Saudaraku seiman rahimakumullah, Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman:
“Barang siapa beramal saleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan ia beriman, maka sungguh akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan akan Kami berikan balasan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl : 97)
Kehidupan yang baik itu dengan kebahagiaan, yaitu bagi seorang mukmin yang akan meraih surga dunia sebelum surga di akhirat.
Bukankah Allah telah berfirman:
“Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman: 46-47)
Salah seorang ulama salaf berkata:
“Sungguh kasihan orang-orang yang mencintai dunia, mereka (pada akhirnya) akan meninggalkan dunia ini, padahal mereka belum merasakan kenikmatan yang paling besar di dunia ini”, maka ada yang bertanya, “Apakah kenikmatan yang paling besar di dunia ini?“
Ulama ini menjawab, “Cinta kepada Allah, merasa tenang ketika mendekatkan diri kepada-Nya, rindu untuk bertemu dengan-Nya, serta merasa bahagia ketika berzikir dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya.” (Ighaatsatul Lahfaan 1/72 oleh Ibnu Qayyim).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
“Sungguh di dunia terdapat surga, barang siapa belum masuk ke dalam surga di dunia, maka dia tidak akan masuk surga di akhirat nanti“
Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:
“Maha suci (Allah) yang telah memperlihatkan kepada hamba-hamba-Nya (yang saleh) surga-Nya (di dunia) sebelum mereka bertemu dengan-Nya (di akhirat) dan Dia membukakan untuk mereka pintu-pintu surga-Nya di negeri (tempat) beramal (dunia), sehingga mereka bisa merasakan kesejukan dan keharumannya, yang itu (semua) menjadikan mereka (termotivasi untuk) mencurahkan kemampuan mereka untuk meraihnya dan berlomba-lomba untuk mendapatkannya.” (Al-Waabilus Shayyib hal 70)
Maka orang miskin di dunia ini yang sebenarnya adalah orang yang belum pernah merasakan cinta kepada Allah dan nikmatnya beribadah kepada-Nya.
Seorang mukmin yang mendapatkan surga di dunia adalah seseorang yang mencintai Allah dengan benar, sehingga Allah pun mencintainya.
“…Dan Aku telah melimpahkan kepadamu cinta (kasih sayang) yang datang dari-Ku. (QS. Thaha : 39)
Saudaraku, sudahkah kita termasuk dari orang yang mendapatkan ucapan Allah Ta’ala seperti itu?
Maka cintailah Allah, yang telah menganugerahkan nikmat-Nya kepadamu yang lahir dan batin.
“Ada pun orang-orang yang beriman amat sangat besar rasa cintanya kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah: 165)
Ketahuilah, hidup bukan untuk mati, tetapi mati itulah untuk hidup.
Hidup bukan untuk hidup, tetapi untuk yang Maha Hidup.
Kematian adalah bukti kecintaan yang tulus. Kematian adalah pintu berjumpa dengan-Nya. Perjumpaan terindah kekasih dengan Kekasih.
Ya Allah, sungguh dunia tidak menyenangkan kecuali dengan mencintai-Mu, begitu pula akhirat tidak menyenangkan kecuali dengan ampunan-Mu…
Ya Allah, aku mohon cinta-Mu, mencintai siapa saja yang mencintai-Mu, serta mencintai setiap amalan yang dapat mendekatkan diriku kepada-Mu…
Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku surga-Mu di dunia ini, sehingga Engkau pun memasukkanku ke dalam surga-Mu di akhirat kelak, Aamiin. (*)