Kesabaran dalam Mencari Rezeki Halal
foto: quranforu
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana

Rezeki adalah segala sesuatu yang bermanfaat dan dihalalkan oleh Allah SWT. Sebagaimana dijelaskan:

هُوَ كُلُّ مَا تَنْتَفِعُ بِهِ مِمَّا اَبَاحَهُ اللهُ لَكَ سَوَاءٌ كَانَ مَلْبُوْسٌ اَوْ مَطْعُوْمٌ … حَتَّى الزَّوْجَة رِزْق، الاَوْلاَدُ وَ البَنَاتُ رِزْقٌ وَ الصِّحَةُ وَ السَّمْعُ وَ العَقْلُ

“Segala sesuatu yang bermanfaat yang Allah halalkan untukmu, entah berupa pakaian, makanan, hingga istri, anak-anak, kesehatan, pendengaran, dan akal. Semua itu adalah rezeki.”

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ رُوْحَ القُدُسِ نَفَثَ فِي رَوْعِي إِنَّ نَفْسًا لاَ تَمُوْتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقُهَا ، فَاتَّقُوْا اللهَ وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ ، وَلاَ يَحْمِلَنَّكُمْ اِسْتَبْطَاءَ الرِّزْقُ أَنْ تَطْلُبُوْهُ بِمَعَاصِي اللهَ ؛ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُدْرِكُ مَا عِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِهِ

“Sesungguhnya ruh qudus (Jibril), telah membisikkan ke dalam batinku bahwa setiap jiwa tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan dia habiskan semua jatah rezekinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara dalam mengais rezeki. Jangan sampai tertundanya rezeki mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Karena rezeki di sisi Allah tidak akan diperoleh kecuali dengan taat kepada-Nya.” (HR. Musnad Ibnu Abi Syaibah 8: 129 dan Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 8: 166, hadits shahih. Lihat Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah no. 2866).

Rezeki merupakan pemberian Allah SWT untuk seluruh makhluk-Nya, baik yang taat maupun yang durhaka. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an:

۞ وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS Hud: 6)

Namun, besar kecilnya rezeki yang diberikan Allah SWT kepada seseorang tidak menentukan kemuliaannya di sisi-Nya.

Yang menentukan adalah bagaimana cara dan kondisi seseorang dalam mencari rezeki tersebut, apakah dengan cara yang halal atau haram.

Rezeki dan Ketaatan kepada Allah

Nabi Muhammad saw bersabda:

“Sesungguhnya ruh qudus (Jibril) telah membisikkan ke dalam batinku bahwa setiap jiwa tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan dia habiskan semua jatah rezekinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara dalam mencari rezeki. Jangan sampai tertundanya rezeki membuat kalian mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Karena rezeki di sisi Allah hanya dapat diperoleh dengan ketaatan kepada-Nya.” (HR. Thabrani dan Ibnu Abi Syaibah)

Hadis ini menegaskan pentingnya mencari rezeki dengan cara yang halal dan penuh ketaatan. Sebaliknya, mencari rezeki dengan cara haram hanya akan membawa kerugian, baik di dunia maupun akhirat.

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata:

“Setiap mukmin atau pendosa telah Allah SWT tetapkan rezekinya dari yang halal. Jika ia bersabar, Allah akan memberikannya. Namun, jika ia tidak sabar dan mencari dengan cara haram, Allah akan mengurangi jatah rezekinya yang halal.” (Hilyatul Auliya’)

Menghindari Cara yang Haram

Kenapa seseorang terkadang menempuh cara haram dalam mencari rezeki? Salah satu penyebabnya adalah putus asa dari rahmat Allah SWT.

Mereka merasa rezeki halal sulit didapat sehingga tergoda mencari jalan pintas yang bertentangan dengan syariat.

Padahal, Allah telah menetapkan jatah rezeki setiap makhluk. Apa yang perlu kita lakukan adalah bersabar dan terus berusaha dengan cara yang benar.

Ketika kita mencari rezeki dengan cara yang halal, rezeki itu akan membawa keberkahan, meskipun secara jumlah terlihat kecil.

Sebaliknya, meskipun rezeki yang diperoleh dengan cara haram terlihat besar, ia tidak akan mendatangkan kebahagiaan sejati. Sebagaimana Nabi Muhammad saw mengingatkan:

“Jangan sampai tertundanya rezeki membuat kalian mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah.”

Rezeki yang halal memiliki dampak positif yang sangat besar, baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat. Dengan rezeki halal, seseorang:

Menjadi berkah: Rezeki tersebut akan membawa ketenangan hati dan keberkahan dalam hidup.

Diterima amal ibadahnya: Amal ibadah seperti doa dan sedekah akan lebih mudah dikabulkan oleh Allah SWT.

Mendapat keselamatan akhirat: Rezeki halal menjauhkan seseorang dari azab Allah di akhirat.

Sebaliknya, rezeki haram justru menjadi penghalang keberkahan dan bisa mendatangkan murka Allah SWT.

Rezeki adalah jaminan Allah SWT bagi setiap makhluk-Nya. Namun, tanggung jawab manusia adalah menentukan cara mencarinya—dengan halal atau haram. Rezeki yang halal tidak hanya menjamin keselamatan di dunia, tetapi juga di akhirat.

Marilah kita senantiasa bertawakal kepada Allah SWT dan mencari rezeki dengan penuh ketaatan.

Jangan biarkan godaan untuk mengambil jalan pintas mengorbankan keberkahan hidup dan kebahagiaan abadi di akhirat. Semoga kita selalu dimudahkan dalam mendapatkan rezeki yang halal dan penuh berkah. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini