Mubaligh senior Majelis Tabligh Muhammadiyah Ustaz Hasanuddin menegaskan pentingnya peran dan fungsi pengurus masjid dan musala Muhammadiyah dalam membangun kehidupan beragama yang lebih baik.
“Perkembangan zaman yang semakin canggih menuntut kita untuk lebih waspada agar tetap teguh dalam mengabdi kepada Allah SWT,” ujar Ustaz Hasanuddin dalam pernyataan tertulis yang disampaikan dalam Diskusi #2Majelistabligh.id bertajuk “Mewujudkan Masjid sebagai Pusat Peradaban” di Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Jalan Kertomenanggal IV/1, Surabaya, Jumat (31/1/2025).
Menurutnya, saat ini kehidupan manusia sangat terikat dengan teknologi, khususnya perangkat digital.
“Kebiasaan menggunakan gadget, kemudahan mobilisasi informasi, serta keterbukaan terhadap perubahan menjadi tantangan tersendiri bagi umat Islam dalam menjaga ketakwaan,” tambahnya.
Ustaz Hasanuddin menegaskan bahwa pengurus masjid dan musala Muhammadiyah haruslah mereka yang mampu memakmurkan rumah ibadah sesuai dengan firman Allah dalam QS. At-Taubah ayat 18:
“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta (tetap) melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah 9:18).
Sebagai pelaksana tugas dakwah di lingkungan masjid dan mushalla, pengurus tidak boleh meninggalkan salat dengan sengaja, sebagaimana ditegaskan dalam sabda Rasulullah SAW:
“Siapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja, maka ia kafir terang-terangan.” (HR. Thabrani).
Dalam menjaga keistiqamahan iman, pengurus masjid dan mushalla Muhammadiyah selalu memanjatkan doa kepada Allah SWT:
“Ya Tuhan kami, kami benar-benar beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan lindungilah kami dari azab neraka.”
Ustaz Hasanuddin juga menjelaskan bahwa pengurus masjid dan musala Muhammadiyah memiliki tanggung jawab besar dalam menjalankan tiga bidang utama:
- Bidang Idarah (Manajemen) – Menata administrasi, tata kelola, serta perencanaan masjid agar lebih profesional dan bermanfaat bagi jamaah.
- Bidang Imarah (Kemakmuran) – Menghidupkan kegiatan ibadah, kajian keislaman, serta pembinaan umat untuk meningkatkan spiritualitas dan ketakwaan.
- Bidang Ri’ayah (Pemeliharaan) – Menjaga kebersihan, kenyamanan, serta sarana prasarana masjid dan mushalla agar tetap dalam kondisi baik dan layak digunakan.
“Pengurus juga harus mampu memberdayakan dakwah bil hal, yaitu dakwah dengan tindakan nyata dalam membentengi iman dan takwa jamaah, khususnya warga Persyarikatan Muhammadiyah,” tegas pria kalem ini.
Masjid sebagai Pusat Kehidupan Umat
Masjid dan musala Muhammadiyah bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan umat.
Ustaz Hasanuddin mengutip pemikiran H. AR. St. Mansyur yang menegaskan bahwa masjid harus berorientasi luas, meliputi berbagai aspek kehidupan:
“Dari masjid ke perekonomian, dari masjid ke politik, dari masjid ke rumah tangga (masyarakat), dari masjid ke pemerintahan (negara), dari masjid ke seluruh masalah hidup.”
“Dengan orientasi ini, masjid dan mushalla Muhammadiyah diharapkan menjadi pusat pengembangan kebudayaan Islam, kesejahteraan sosial, serta peningkatan kedamaian dan kemakmuran umat, baik secara rohani maupun jasmani,” tandasnya.
Ustaza Hasanuddin berharap seluruh pengurus masjid dan musala Muhammadiyah dapat menjalankan peran dan fungsinya dengan sebaik-baiknya.
“Semoga ini menjadi inspirasi bagi kita semua dalam memakmurkan masjid dan mushalla,” tutup Ustaz Hasanuddin. (wh)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News