Wisuda ke-110 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) menjadi momen spesial bagi Muhammad Iqbal Rahman. Pasalnya, pria yang menjabat Sekretaris Majelis Tabligh PDM Kabupaten Mojokerto ini, dianugerahi penghargaan Prestasi Non Akademik karena hafal Al-Qur’an 30 juz.
Acara wisuda ini berlangsung pada Sabtu (1/2/2025) di Gedung KH. Saifuddin Zuhri, UIN Sunan Ampel Surabaya. Pada sesi pertama wisuda, sebanyak 620 mahasiswa dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari sarjana, pascasarjana, hingga doktor, resmi dikukuhkan sebagai lulusan UINSA.
Bagi Iqbal, penghargaan ini merupakan kejutan yang tidak disangka-sangka. Ia tidak mendapatkan informasi sebelumnya bahwa akan ada apresiasi khusus dari pihak kampus.
“Saya merasa sangat kaget dan terharu. Sebelumnya tidak ada pemberitahuan dari pihak kampus atau panitia, sehingga saat diumumkan di depan umum, saya benar-benar terkejut. Alhamdulillah, ini adalah penghargaan terbaik yang saya terima langsung dari Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya,” ujar Iqbal dengan penuh rasa syukur.
Penghargaan ini bukan hanya bukti pengakuan atas hafalannya, tetapi juga menjadi motivasi bagi dirinya dan mahasiswa lainnya untuk terus berprestasi, baik dalam bidang akademik maupun keagamaan.
Iqbal bukanlah sosok yang baru dalam dunia dakwah dan prestasi. Sebagai seorang Dai Muda Muhammadiyah Jawa Timur, ia telah banyak berkontribusi dalam syiar Islam.
Salah satu pencapaian gemilangnya adalah meraih Juara 1 dalam Lomba Da’i Muda Tingkat Nasional yang diselenggarakan di Bandung pada tahun 2022.
Selain itu, ia juga dikenal sebagai mahasiswa yang mendapatkan beasiswa penuh melalui jalur Mandiri Prestasi Tahfidzul Qur’an di UINSA. Dengan beasiswa ini, ia berhasil menyelesaikan studinya di Program Studi Pendidikan Agama Islam hanya dalam tujuh semester.
“Alhamdulillah, saya bisa kuliah di UINSA tanpa biaya melalui beasiswa Tahfidzul Qur’an. Hal ini sangat membantu saya dalam menempuh pendidikan hingga akhirnya bisa menyelesaikan studi dalam waktu tujuh semester,” tambahnya.
Dukungan dari Tokoh Muhammadiyah
Iqbal juga mendapat dukungan dari para tokoh Muhammadiyah, salah satunya adalah Dr. Syamsuddin, seorang dosen UINSA sekaligus tokoh PWM Jatim.
Dr. Syamsuddin merupakan salah satu penguji skripsi Iqbal dan turut menyampaikan rasa bangga atas prestasi mahasiswanya tersebut.
“Kami merasa bangga melihat kader Muhammadiyah yang terus berprestasi dan mengasah potensinya, baik di bidang akademik maupun keagamaan. Terlebih lagi, Iqbal juga merupakan kader aktif IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) UINSA yang selalu menunjukkan semangat dalam belajar dan berdakwah,” ungkap Syamsuddin, yang karib disapa Pak Syam.
Ia juga menegaskan pentingnya mendukung kader-kader potensial seperti Iqbal agar ke depan mereka dapat lebih berkontribusi bagi umat dan persyarikatan.
“Saya berharap kader seperti Iqbal terus kita support. Mereka adalah aset berharga bagi Muhammadiyah, dan prestasi yang diraih Iqbal ini adalah bukti nyata bahwa kader Muhammadiyah mampu bersaing dan memberikan kontribusi yang nyata,” tambahnya.
Wisuda ini bukanlah akhir bagi perjalanan akademik Iqbal. Mubaligh muda Muhammadiyah ini mengungkapkan harapannya untuk melanjutkan studi ke jenjang S2 agar bisa lebih berkembang dan menginspirasi lebih banyak kader Muhammadiyah.
“Saya merasa sangat senang bisa menyelesaikan pendidikan S1 di UINSA. Namun, ini bukan akhir perjalanan saya. Saya berharap bisa melanjutkan studi ke jenjang S2 agar dapat terus mengembangkan ilmu dan memotivasi kader-kader Muhammadiyah lainnya untuk berprestasi,” ujarnya.
Prosesi wisuda ke-109 dan 110 berlangsung dari pukul 08.00 hingga 11.00 dan ditutup dengan penyerahan berbagai penghargaan.
Salah satu momen spesial dalam acara ini adalah ketika Rektor UINSA, Prof. Ahmad Muzakki, Ph.D, secara langsung menyerahkan penghargaan kepada Iqbal sebagai bentuk apresiasi atas hafalannya terhadap 30 juz Al-Qur’an.
Dengan berbagai pencapaiannya, Iqbal Rahman telah membuktikan bahwa ketekunan dalam menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun akademik, akan selalu berbuah manis.
Dia menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain bahwa kesuksesan bukan hanya diukur dari nilai akademik semata, tetapi juga dari dedikasi, keistiqamahan, dan kontribusi nyata bagi umat. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News