Tuntunan takbir yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW menurut Muhammadiyah adalah sebagai berikut:
اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ
“Allahu Akbar, Allahu Akbar, la ilaha illa Allah wa Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil-hamd.”
Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah.”
Atau
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا
“Allahu Akbar, Allahu Akbar, kabiran.”
Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dengan kebesaran-Nya.”
Dalil atau dasar penggunaan takbir ini adalah sebagai berikut:
Riwayat dari Salman, beliau berkata: “Bertakbirlah dengan ‘Allahu Akbar, Allahu Akbar, kabiran’.”
Dan juga riwayat dari Umar dan Ibnu Mas’ud: “Allahu Akbar, Allahu Akbar, la ilaha illa Allah wa Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil-hamd.”
Referensi untuk dalil ini adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abdul Razzaaq dengan sanad yang shahih.
Jadi, tuntunan takbir yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW menurut Muhammadiyah adalah menggunakan ungkapan “Allahu Akbar” dalam beberapa variasi yang disebutkan di atas untuk menyatakan kebesaran Allah dan mengungkapkan rasa syukur dan penghormatan kepada-Nya. (*/tim)
(Artikel ini juga dimuat di muhammadiyah.or.id)