Jauhi Thagut
Ilustrasi: evernever.com
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Mulai Nabi Nuh alaihi salam sampai dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam dengan perintah yang sama, yaitu untuk beribadah kepada Allah saja. Dan larangan untuk beribadah kepada thagut.

Dalilnya adalah firman Allah :

“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thagut ”
(QS. An Nahl: 36)

Allah Ta’ala juga berfirman:

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.

Karena itu barang siapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.“ (QS. Al Baqarah: 256)

Secara bahasa, kata thagut diambil dari kata (طَغَى) yang artinya melampaui batas. Allah Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya ketika air melampaui batas, Kami bawa kalian di perahu.” (QS. Al-Haqqah: 11)

Thagut yang paling besar antara lain: iblis semoga Allah melaknatnya, siapa saja yang dijadikan sesembahan dan dia rida, barang siapa yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya, barang siapa yang mengetahui tentang ilmu gaib, dan barang siapa yang berhukum dengan hukum selain yang Allah turunkan.

Iblis merupakan pimpinan thagut. Mengapa? Karena dia diibadahi, diikuti, dan sekaligus ditaati dan dia rida dengan perbuatan tersebut.

Allah Ta’ala berfirman:

“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan (iblis)? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu.“ (QS. Yasin: 60)

Semua yang rida dijadikan sesembahan selain Allah maka dia termasuk thagut, baik disembah ketika masih hidup maupun sesudah matinya.

Dia rida untuk dijadikan sesembahan dengan bentuk ibadah apapun. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala:

“Dan barang siapa di antara mereka mengatakan: Sesungguhnya Aku adalah Tuhan selain Allah, maka orang itu Kami beri balasan dengan jahanam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim .“ (QS. Al Anbiya’ :29)

Tidak termasuk thagut seseorang yang dijadikan sesembahan dan dia tidak rida dengan penyembahan tersebut. Misalnya seseorang yang menyembah Isa alaihis salam, maka orang tersebut telah menyembah thagut.

Namun Isa alaihis sallam bukanlah thagut karena dia tidak rida dengan penyembahannya tersebut, bahkan beliau mengingkarinya.

Barang siapa yang menyuruh manusia untuk menyembah dirinya dengan jenis ibadah apa pun baik ketika dia masih hidup maupun sudah mati maka dia termasuk thagut.

Sama saja baik ada orang yang mau mengikuti seruannya maupun tidak. Thagut jenis ketiga ini lebih parah daripada yang kedua karena dia menyuruh dan mengajak orang untuk menyembah dirinya.

Hal ini seperti perbuatan Fir’aun yang Allah kisahkan dalam Alquran:

“(Fir’aun) berkata: ”Akulah tuhanmu yang paling tinggi.“ (QS. An Nazi’at: 24)

Termasuk juga perbuatan para ulama sufi yang memerintahkan pengikutnya untuk beribadah kepada dirinya.

Barang siapa yang mengaku mengetahui ilmu gaib yang mutlak maka dia termasuk thagut. Tidak ada yang mengetahui ilmu gaib yang mutlak kecuali hanya Allah semata.

Yang dimaksud ilmu gaib yang mutlak adalah perkara-perkara gaib yang hanya diketahui oleh Allah saja, seperti ilmu tentang umur dan ajal seseorang, ilmu tentang hari kiamat, ilmu tentang nasib seseorang di akherat, dan sebagainya.

Allah Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya hanya di sisi Allah sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim.

Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok . Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengetahui.” (QS. Luqman)

“Katakanlah: Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” (QS. An Naml : 65)

‘(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu.

Kecuali kepada rasul yang diridai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.“ (QS. Al Jin 26-27)

Maka termasuk thagut jenis ini adalah para dukun, paranormal, dan tukang sihir yang mengaku mengetahui ilmu gaib. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini