KBRI Canberra Apresiasi Cara Muhammadiyah Menjelaskan Islam ke Luar Negeri
Sekolah Muhammadiyah di Australia.
UM Surabaya

Kehadiran Muhammadiyah Australia College (MAC) menjadi tonggak sejarah bagi Muhammadiyah, sekaligus membantu dalam menjelaskan wajah Islam yang khas — moderat, ramah, dan berkemajuan ke masyarakat Australia.

Oleh karena itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra mengapresiasi peran Pimpinan Cabang maupun Ranting Istimewa Muhammadiyah di Australia dalam penguatan hubungan bilateral Indonesia dan Australia.

“Cabang maupun Ranting Istimewa Muhammadiyah di Australia dapat memainkan peran penting dalam mempererat hubungan Indonesia-Australia,” kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra Mukhamad Najib pada (30/12/2023).

Sekolah Muhammadiyah di Australia, menurut dia, dapat menjadi jembatan budaya antara masyarakat kedua negara. Pandangan Islam Berkemajuan yang dimiliki Muhammadiyah kontekstual dengan kondisi masyarakat seperti di Australia. Sebab kemajemukan di sana juga tinggi.

Meski secara geografis kedua negara ini berdekatan, akan tetapi secara budaya masyarakat Australia merasa lebih dengan dengan Barat. Maka kehadiran MAC bisa berperan penting untuk mengenalkan Indonesia dari budaya dan masyarakat secara utuh.

“Berdirinya Muhammadiyah Australian College dapat menjadi sarana strategis dalam mengenalkan Indonesia dan wajah muslim Indonesia yang ramah, moderat dan berkemajuan kepada masyarakat Australia melalui pendidikan,” kata Najib.

Najib berharap, ke depan selain MAC Muhammadiyah juga diharapkan hadir di banyak tempat di Australia melalui lembaga kebajikan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Hematnya, melalui cara itu Muhammadiyah akan mampu menjelaskan Indonesia di dunia global secara lebih menyeluruh.

Sejalan dengan hal itu, Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Australia Hamim Jufri menilai bahwa kehadiran MAC di Melbourne merupakan wujud diplomasi kebudayaan dan upaya membangun kepercayaan masyarakat Australia terhadap Indonesia.

“Tentu, MAC ini menjadi uji nyali dan skills bagaimana pendidikan berkemajuan, modern, dan Islami itu dikelola sesuai dengan standard pendidikan di Australia,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Bachtiar Dwi Kurniawan menilai peserta Baitul Arqom di Sydney adalah kalangan diaspora Indonesia di Australia.

Oleh karena itu, pikiran, inspirasi dan pengalaman hidup di Australia yang multikultural harus digali secara partisipatif melalui Baitul Arqom tersebut sehingga dapat memberdayakan potensi peserta dan bermanfaat untuk kaderisasi dan visi kepemimpinan Muhammadiyah di masa kini dan masa depan. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini