Para mubaligh muda Muhammadiyah Kabupaten Nganjuk didorong untuk lebih aktif dalam mensyiarkan kebaikan melalui platform media sosialnya. Jangan hanya sebagai followers atau pengikut saja, tapi sebagai agent of change.
Hal itu ditegaskan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Nganjuk Ust Juwari, S.Pd dalam acara ‘Pembekalan Mubaligh Muda Muhammadiyah Kabupaten Nganjuk’ Ahad (11/02/2024) di SMK Muhammadiyah 1. Kegiatan dengan tema ‘Dakwah Islam Berkemajuan Yang Menggembirakan’ itu diikuti 35 mubaligh digelar,
Menurut Juwari, generasi muda mubaligh harus mampu melahirkan konten-konten Islam yang ramah dan adaptif. Sehingga sesuai dengan amanat dakwah Baginda Rasulullah bahwa menjadi Islam yang rahmatan lil alamiin.
“Jadi jangan berhenti sebagai followers orang lain, tapi diusahakan bisa melahirkan konten konten Islam yang ramah dan adaptif dengan situasi kekikinian. Hampir semua orang sekarang memiliki dan menyimak berbagai perkembangan informasi lewat Hp,” jelasnya.
Permintaan Ketua PDM Nganjuk tersebut lantas dibahas lebih dalam oleh Ustad Imron Nur Annas, MH, Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Nganjuk. Pengajar di Ponpes Ar-Raudlotul Ilmiyah Kertosono itu menyampaikan materi tentang Perkembangan Dakwah di Era Digital.
Ia lantas mengutip kalimat dari Syeikh Yusuf Qardhawi, “Isi dari dakwah adalah tetap, tidak berubah, sedangkan media & sarananya berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan umat. Maka dalam berdakwah kita wajib membuat & menggunakan sarana yang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi”.
“Oleh karena itu dakwah Islam harus menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang berkembang pesat dan dinamis, dakwah Islam harus masuk ke dalam media digital yang memiliki daya tarik tersendiri bagi generasi milenial,” jelasnya.
Keberadaan media sosial seperti Youtube, Facebook Instagram, Tiktok, Twitter, dan WhatsApp dapat dimanfaatkan sebagai media dakwah yang dapat menyentuh generasi milenial secara langsung.
Lebih lanjut Bang Annas mengingatkan, mubaligh dituntut tidak hanya piawai dalam dakwah bil-lisan ketika berada diatas mimbar, tapi juga harus menguasahi dakwah bil-kitabah sehingga mampu menuangkan gagasan melalui tulisan yang memikat pembacanya.
“Mubaligh yang menguasahi dakwah bil-lisan bisa memanfaatkan media sosial seperti Youtube dan Tiktok. Begitu juga mubaligh yang menguasahi dakwah bil-kitabah bisa memanfaatkan media sosial seperti Facebook Instagram, Twitter, dan WhatsApp,” tandasnya.
Selain Bang Annas, pembekalan juga menghadirkan tiga nara sumber lain. Ust Ahmad Firdaus perdana, Lc, anggota PDM Nganjuk yang menyampaikan materi tentang Teknik Ceramah dan Khutbah. Sedangkan KH. Ali Mansyur Kasta, Pengasuh Pon. Pes. YTP Kertosono menyampaikan materi tentang Kiat Sukses Dakwah Islam.
Ada juga Ust. M. Nuril Syafaul Karim yang menyampaikan Tahsinul Qur’an yang menjelaskan tentang lima kerangka kesempunaan membaca al-Qur’an. (Imron Nur Annas)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News