Kuli Panggul Pasar Pabean Itu Akhirnya Naik Haji
Suhriyeh. foto: ist
UM Surabaya

Kerja keras dan meneguhkan tekad. Begitulah yang dilakukan Suhriyeh (60). Perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai kuli panggul di Pasar Pabean Surabaya, akhirnya bisa mewujudkan impiannya menunaikan ibadah haji.

Suhriyeh mengaku masih tidak menyangka, jika tahun ini dia berkesempatan menunaikan rukun Islam kelima. Pasalnya, antrean atau daftar tunggu haji di Indonesia sangat panjang. Bisa sampai 30 tahun lebih.

Akan tetapi berkat doa dan kesungguhannya, apa yang dicita-citakan Suhriyeh bisa terkabul.

Suhriyeh lalu menceritakan, keinginan pergi ke Tanah Suci sudah terpatri sejak lama. Karena itu, dia menancapkan niat dengan selalu menyisihkan pendapatan yang diterima selama menjadi kuli panggul.

Baca juga: Berusia 109 Tahun, Hardjo Mislan jadi Jemaah Haji Tertua di Jatim

“Pendapatan saya per hari sekitar Rp 30-40 ribu. Itu pun kalau ramai,” tuturnya.

Dari pendapatannya itu, imbuh dia, tiap hari ia menyisihkan sekitar Rp 10 ribu sebagai tabungan haji. “Kalau sepi ya paling saya hanya bisa menyisihkan dua ribu rupiah,” tuturnya.

Sedikit demi sedikit dia berusaha rutin menyisihkan uangnya. “Kalau dari nominal uangnya, sedikit pendapatan saya tetapi Alhamdulillah, barokah. Saya bisa naik haji,” ucap wanita asli Sampang, Madura ini.

Setelah menabung sekian lama, pada 2011 Suhriyeh bisa mendaftar haji. “Saya sendiri yang mendaftar haji karena saya belum berkeluarga,” jelasnya.

Dari keluarga besarnya pun, Suhriyeh adalah satu-satunya yang mendapat kesempatan berhaji. “Kedua orang tua maupun kakak adik saya belum berhaji,” ungkapnya.

Suhriyeh mengatakan jika kuli panggul adalah satu-satunya pekerjaan yang dia lakoni. Dia tidak mempunyai pekerjaan lain.

“Pernah mencoba nyambi jualan, tapi saya tidak bakat eh malah merugi,” terangnya. Profesi ini telah dia tekuni selama sekitar 40 tahun.

Baca juga: Kisah Paridjan, Pencari Rumput yang Wujudkan Impian Istri Naik Haji

Memang pekerjaannya tidaklah ringan. Memanggul barang dengan berat kisaran 50 kilogram dengan jam kerja sekitar pukul 20.00 hingga pukul 04.00 subuh

“Dulu waktu masih muda malah kuat bisa 60 kilo,” ingatnya. Barang-barang yang ia panggul antara lain bawang, empon-empon, lombok, dan sejenisnya. “Gimana lagi bisanya cuma ini,” ujarnya.

Di Tanah Suci nanti, Suhriyeh ingin memohonkan doa supaya selamat di dunia maupun akhirat.

“Semoga semua kesalahan saya baik dosa kecil maupun dosa besar diampuni Allah SWT,” harapnya.

Dia juga akan mendoakan keluarganya semoga diberi kesempatan untuk berhaji ke Baitullah.

Untuk persiapan keberangkatan ke Tanah Suci, Suhriyeh mengikuti manasik hingga datang kepada para ustaz untuk menimba ilmu secara langsung.

Pada musim haji ini, anak ketiga dari 5 bersaudara ini tergabung dengan kloter 15 dari Kota Surabaya. Pukul 05.30 WIB pada Rabu (15/5) kloter 15 dijadwalkan terbang ke tanah suci. (jnr/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini