Putri Nabi Syuaib dan Manusia Berkualitas dalam Al-Qur'an
Aunur Rofiq. foto: dok/pri
UM Surabaya

*) Oleh: Aunur Rofiq, Ph.D,
Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Jatim

Dalam Al-Qur’an setidaknya ada lima term yang terkait dengan manusia: An-Nas, disebutkan sebanyak 240 kali dalam 53 surat; al-Insan sebanyak 73 kali dalam 43 surat; al-basyar sebanyak 36 kali yang tersebar dalam 23 surat; al-ins disebutkan sebanyak 18 kali dalam 9 surat; Bani Adam disebut 7 kali.

Semua term tersebut memiliki makna dan karakteristik tersendiri. Namun fungsi, watak dan perannya tidak bisa dipisahkan dari dua klasifikasi: 1. idealitas/fitrah manusia sebagai Khalifah Allah dan manusia sebagai abdi setan, perusak.

Di sini, penulis tidak bermaksud menafsirkan term manusia yang terdapat dalam ratusan ayat tersebut. Ini hanya refleksi ijtihad menyingkap nilai dalam satu ayat yang membicarakan tentang term yang terkait dengan aspek “kualitas manusia” dalam surah al-Qasas (28): 26.

. قَالَتْ إِحْدَىٰهُمَا يَٰٓأَبَتِ ٱسْتَـْٔجِرْهُ ۖ إِنَّ خَيْرَ مَنِ ٱسْتَـْٔجَرْتَ ٱلْقَوِىُّ ٱلْأَمِينُ

“Salah seorang dari kedua puteri Syu’aib itu berkata: “Wahai ayahku ambillah ia sebagai pekerja, karena sesungguhnya orang yang paling baik untuk ayah ambil -sebagai pekerja- ialah yang (memiliki kriteria) kuat lagi dapat dipercaya.”

Makna al-Qawiy dan al-Amien

Al-Qawiy (القوي), quwwah (القوة) dalam bentuk tunggal, dan quwan bentuk jamak (قوى), memiliki beragam makna di antaranya strong, power, vigorous, force, potential, ability, capability, energy, efficiency. (Hans Wehr, 1974, 802).

Term ini berakar dari (ي – و – ق ) penggunaannya dalam Al-Qur’an cukup luas. Ada 42 kali disebutkan dalam 24 surah dan 39 ayat. Istilah pertama adalah quwwah (قوة). Istilah ini disebutkan 30 kali. 29 kali disebutkan dalam bentuk tunggal, hanya satu ayat yang disebutkan dalam bentuk jamak.

Dalam Surah al-Baqarah (2): 63, 93, ini terkait dengan Bani Israel (Anak-anak Israel) di bukit Tursina. Dalam Surah al-A`raf (7): 145, 171 terkait dengan perintah Tuhan kepada Musa untuk memegang ajaran-Nya yang terkandung dalam Kitab Taurat. (Ibn Kathir, 1999).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini