Masjid Bambu Desa Bana NTT Saksi Bisu Kegigihan Warga Menjaga Iman
Masjid Bambu di desa Bana Kecamatan Pantar, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.
UM Surabaya

Di sebuah desa kecil bernama Bana, yang terletak di Kecamatan Pantar, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, berdiri sebuah masjid yang memiliki keunikan tersendiri.

Masjid ini dikenal dengan nama Masjid Bambu. Sesuai dengan namanya, masjid ini dibangun menggunakan bahan utama bambu, menciptakan suasana yang alami dan sejuk.

Meskipun Masjid Bambu ini tampak sederhana, dengan dinding yang terbuat dari bambu serta atap yang juga tidak mewah, keberadaannya sangat berarti bagi masyarakat setempat.

Masjid Bambu Desa Bana NTT Saksi Bisu Kegigihan Warga Menjaga Iman
Kegiatan pengajian di Masjid Bambu Desa Bana Kecamatan Pantar Kabupaten Alor NTT.

Kesederhanaan bangunan ini justru menambah kekhidmatan dalam beribadah, membawa suasana damai dan khusyuk kepada setiap jemaah yang datang.

Setiap harinya selepas maghrib, Masjid Bambu tak pernah sepi dari kegiatan keagamaan. Warga desa Bana yang tinggal berdekatan dari masjid, dengan penuh semangat melaksanakan salat berjamaah lima waktu, menghadiri pengajian, serta berbagai kegiatan keagamaan lainnya.

“Ada beberapa ilmu yang kami pelajari selepas maghrib di masjid ini, antara lain, kajian fiqih, belajar tahan dan juga tilawah,” ungkap Anshar Abdul Gani, salah pengajar di masjid Bambu.

Anshar menuturkan, ketika bulan Ramadan tiba, masjid ini semakin ramai, dipenuhi oleh jemaah yang melaksanakan tarawih, tadarus Al Qu’ran, dan kegiatan buka puasa bersama.

“Selain sebagai tempat beribadah, Masjid Bambu juga menjadi pusat kegiatan agama bagi masyarakat desa. Anak-anak belajar mengaji, orang dewasa juga seringkali mengadakan musyawarah di masjid ini,” tuturnya.

Masjid Bambu bukan hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga simbol persatuan dan kekuatan iman masyarakat Desa Bana.

Kesederhanaannya mencerminkan ketulusan dan keikhlasan mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari, serta semangat mereka untuk menjaga dan memakmurkan rumah ibadah ini.

Dengan segala kesederhanaannya, Masjid Bambu tetap berdiri kokoh, menjadi saksi bisu dari kuatnya iman dan semangat kebersamaan masyarakat desa Bana.

Masjid ini adalah bukti nyata bahwa kemegahan bangunan tidak selalu mencerminkan kekuatan sebuah komunitas, melainkan hati yang tulus dan iman yang teguhlah yang menjadi pondasi utamanya. (iwan abdul gani)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini