Petani di Indonesia mengalami masalah yang berlapis-lapis, selain kebijakan dari pemangku kepentingan yang belum berpihak, juga ada masalah siklus iklim alam yang sulit ditebak.
Cuaca ektrem El Nino dan La Nina yang datang silih berganti semakin menambah daftar panjang tantangan petani Indonesia.
Realitas itu menurut Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, M. Nurul Yamin harus menjadi perhatian bersama. Pasalnya masalah pertanian merupakan urusan hajat hidup orang banyak, karena tentang pangan.
Selain masalah kebijakan yang belum berpihak, dan siklus alam yang sulit ditebak, masalah mendasar yang dihadapi dunia pertanian saat ini adalah menipisnya sumber daya manusia yang akan menjadi petani.
“Generasi petani kita itu adalah generasi usia lanjut. Di mana generasi petani milenial atau angkatan muda pertanian itu perlu kita pacu kembali, perlu kita dorong kembali,” kata Yamin pada Rabu (5/6/2024) dalam Diskusi Geger Tani yang diselenggarakan MPM PP Muhammadiyah secara blended.
Masalah lain yang juga kronis adalah persoalan teknologi pertanian. Jika pun ada inovasi dan kreasi teknologi itu datangnya dari luar negeri, bukan hasil karya anak-anak dalam negeri.
Yamin berharap, dunia pertanian di Indonesia tidak hanya menjadi konsumen produk teknologi pertanian dari luar negeri. Melainkan juga mampu melakukan alih teknologi, sehingga petani-petani Indonesia bisa mandiri.
Selain masalah-masalah tersebut, terdapat persoalan yang mendesak sebab sedang hangat terjadi saat ini adalah terkait dengan iklim atau cuaca. Yamin menuturkan, petani menjadi sangat terdampak akibat perubahan iklim yang ekstrim.
“Tamu Elnino dan Lanina datang silih berganti, faktor-faktor itu akan mempengaruhi pertanian kita di satu sisi ada mengalami kekeringan, sehingga diingatkan untuk mewaspadai kekeringan ini tetapi pada sisi yang lain di belahan kita juga ada yang mengalami curah hujan yang cukup tinggi,” ungkap Yamin.
Tanaman berbagai produk pertanian di Indonesia terancam kekeringan, dan kemudian diancam adanya kebanjiran yang besar kemungkinan menyebabkan gagal panen.
Sementara itu, sebagai Pemateri dalam diskusi ini adalah Prof. Totok Agung Dwi Haryanto pakar Pemuliaan Tanaman dari Unsoed menyampaikan, silih berganti Elnino dan Lanina menjadikan persoalan kekurangan pangan semakin berat.