Ujian di Titik Terendah
foto: getquranic
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana

Tanda Allah mencintai hamba-Nya adalah dengan mengujinya. Seringkali Allah menguji kita di saat yang tak kita duga dan dalam kondisi yang tak bisa kita prediksi.

Dan biasanya yang Allah akan uji adalah titik terendah kita. Kelemahan terbesar kita yang seringkali melalaikan kita dari-Nya.

Bisa jadi itu masalah perasaan yang bukan pada tempatnya. Bisa jadi masalah pekerjaan. Kehilangan sesuatu atau orang yang berharga dalam hidup kita, dan masih banyak lainnya.

Setiap orang pastilah memiliki ujiannya masing-masing dengan level yang berbeda, tergantung kesanggupannya. Namun yang membedakan orang yang beriman dan tidak adalah bagaimana dia menyikapi ujian tersebut.

Apakah mau bersabar dan bersyukur serta menghadapi ujian ini dengan iman.

Alquran menegaskan bahwa orang yang mengaku beriman akan menghadapi ujian berupa kesulitan dan penderitaan. Bahkan Nabi Muhammad saw menyampaikan orang yang paling berat ujiannya adalah para Nabi dan orang-orang saleh.

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ

“Sungguh, Kami benar-benar telah menguji orang-orang sebelum mereka. Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui para pendusta.” (QS Al-Ankabut: 3)

Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad saw dijelaskan. Diriwayatkan oleh Khabbab bin al-Aratt bahwa ia berkata: “Kami mengadukan kepada Rasulullah yang dalam keadaan tidur beralaskan sorbannya di sisi Ka‘bah, kami mengatakan (bahwa kami menderita berbagai macam siksaan berat dari kaum musyrikin). Apakah kamu tidak akan menolong kami wahai Rasulullah, dengan cara engkau berdoa untuk keselamatan kami dari siksaan tersebut?”

Rasulullah menjawab: “Orang-orang sebelum kamu juga mengalami hal seperti ini, bahkan lebih hebat lagi. Seseorang yang karena keimanannya yang membaja kepada Tuhan ia dihukum, dan digali lubang khusus untuknya. Diletakkan gergaji di atas kepalanya. Kemudian gergaji itu diturunkan perlahan-lahan, sehingga tubuh orang tersebut terbelah dua. Ada pula yang badannya disisir dengan sisir besi runcing yang sudah dipanaskan. Namun mereka tidak mau mundur dari keyakinan agamanya. Demi Allah, agama ini pasti akan aku tegakkan juga, sehingga amanlah musafir yang sedang dalam perjalanan ke Hadramaut. Mereka tidak takut kecuali hanya kepada Allah, walaupun serigala-serigala mengelilingi binatang ternaknya. Tetapi kamu terlalu ingin cepat berhasil.” (Riwayat al-Bukhari)

Dengan beraneka ragam penderitaan itulah, Allah mengetahui siapakah yang betul-betul sempurna keimanannya, dan siapa pula yang menutupi kepalsuannya dengan sikap beriman. Allah akan membalas masing-masing mereka itu dengan apa yang pantas baginya.

Ringkasnya, Allah melarang manusia berprasangka bahwa ia diciptakan dengan percuma begitu saja. Justru Allah akan menguji setiap manusia, untuk menentukan siapakah yang paling tinggi derajatnya di sisi Allah.

Derajat tersebut tidak mungkin diperoleh kecuali dengan menempuh ujian yang berat. Hidup ini memang penuh dengan perjuangan, baik kita enggan atau senang menghadapinya.

Semakin tinggi tingkat kesabaran, makin tinggi pula kemenangan dan pengajaran yang akan diperoleh. Itulah sunah Allah yang berlaku bagi umat dahulu dan sekarang. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini