*) Oleh: Syahrul Ramadhan, SH, M.Kn,
Sekretaris LBH AP PD Muhammadiyah Lumajang
Kisah mengenai orang berilmu yang tergelincir godaan setan atau dengan kata lain tidak bisa mengamalkannya sering kali merujuk pada individu yang memiliki pengetahuan luas namun tidak mempraktikkan ilmu tersebut dalam kehidupannya.
Salah satu contoh terkenal dari kisah semacam ini terdapat dalam Al-Qur’an yang merujuk kepada sosok bernama Bal’am bin Ba’ura.
Bal’am bin Ba’ura adalah seorang yang hidup pada masa Nabi Musa as. Dia dikenal sebagai seseorang yang sangat berilmu dan memiliki pengetahuan agama yang mendalam.
Namun, meskipun dia memiliki ilmu yang luar biasa, dia gagal mengamalkan ilmunya dengan benar.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menceritakan tentang Bal’am bin Ba’ura surat Al-A’raf:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ الَّذِيْٓ اٰتَيْنٰهُ اٰيٰتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَاَتْبَعَهُ الشَّيْطٰنُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِيْنَ
“Bacakanlah (Nabi Muhammad) kepada mereka (tentang) berita orang yang telah Kami anugerahkan ayat-ayat Kami kepadanya. Kemudian, dia melepaskan diri dari (ayat-ayat) itu, lalu setan mengikutinya (dan terus menggodanya) sehingga dia termasuk orang yang sesat, maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.” (QS. Al-A’raf)
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنٰهُ بِهَا وَلٰكِنَّهٗٓ اَخْلَدَ اِلَى الْاَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوٰىهُۚ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ الْكَلْبِۚ اِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ اَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْۗ ذٰلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَاۚ فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ
“Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir.” (QS. Al-A’raf)
Pelajaran dari Kisah Ini
1. Bahaya tidak mengamalkan ilmu: Kisah Bal’am bin Ba’ura mengajarkan kita bahwa memiliki ilmu saja tidaklah cukup. Ilmu harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Bal’am, meskipun berilmu, akhirnya tersesat karena tidak mengamalkan ilmunya untuk kebaikan dan mengikuti hawa nafsunya atau ego pribadi.
2. Godaan dunia: Kisah ini juga mengingatkan kita akan bahaya godaan dunia. Bal’am lebih memilih keuntungan duniawi dan mengikuti hawa nafsunya sehingga lupa perintah Allah SWT.
3. Akibat mengikuti setan: Kisah Bal’am menunjukkan bahwa mengikuti syaitan dan hawa nafsu dapat membawa seseorang yang berilmu sekalipun kepada kesesatan.
4. Perumpamaan Anjing: Perumpamaan yang digunakan dalam Al-Qur’an menggambarkan bahwa orang yang tidak mengamalkan ilmunya akan terus-menerus berada dalam keadaan yang hina, seperti anjing yang selalu mengulurkan lidahnya, baik dihalau maupun tidak.
Kisah Bal’am bin Ba’ura adalah pengingat penting bagi semua orang, terutama mereka yang memiliki pengetahuan agama, untuk selalu berusaha mengamalkan ilmu yang dimiliki dan tidak membiarkan diri tergoda oleh keuntungan duniawi atau hawa nafsu. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News