Islam Berkemajuan Sudah Ada Sejak KH Ahmad Dahlan
UM Surabaya

Istilah Berkemajuan bukan suatu hal yang baru di kalangan Muhammadiyah. Istilah itu sudah ada sejak didirikannya Muhammadiyah oleh KH Ahmad Dahlan.

Ahmad Dahlan melalui pesan yang disampaikan dalam sebuah pertemuan pengajaran di hadapan murid-murid perempuan dengan menggunakan Bahasa Jawa, menyatakan:

“Dadiyo kyai sing kemajuan lan aja kesel-kesel anggonmu nyambut gawe kanggo Muhammadiyah.”

(Jadilah kiai yang berkemajuan dan jangan lelah dalam bekerja untuk Muhammadiyah).

Kalau kita lihat, para penulis tentang gerakan Muhammadiyah menyebut Muhammadiyah itu sebagai gerakan kaum modernis.

Zaman di mana Ahmad Dahlan hidup, umat Islam masih memegang teguh pola pendidikan tradisional. Melihat fakta lapangan ini, timbullah ide untuk melakukan pembaharuan.

Meski gagasan pembaruannya sempat mendapat tantangan dari masyarakat waktu itu, namun Dahlan dapat menanggapinya secara bijaksana.

Tidak heran bila banyak kalangan menganggap bahwa apa yang dilakukan pendiri Muhammadiyah ini sebagai awal kebangkitan pendidikan Islam di Indonesia.

Ia mendirikan satu bentuk pendidikan dengan mengadopsi pendidikan Eropa tetapi tidak 100 persen.

Ia mengolah kembali dengan memasukkan ajaran-ajaran Islam. Jadi, lahirlah sistem sekolah.

Selain pendidikan, KH Ahmad Dahlan juga ingin mendirikan rumah sakit. Tujuannya agar umat Islam tidak pergi ke tempat dukun ketika mengalami sakit. Inilah gagasan-gagasan pembaruan itu.

tersebut dalam konteks ketika memberikan penerangan Risalah Islam Berkemajuan. Sebagai salah satu produk utama yang dihasilkan dari Muktamar 48 di Solo, tahun 2022.

Risalah Islam Berkemajuan merupakan rumusan yang menguatkan kembali pikiran dan gerakan yang dilahirkan oleh Muhammadiyah sejak periode awal.

Di dalam Risalah Islam Berkemajuan memuat lima karakteristik: Berlandaskan pada Tauhid (al-Mabni ‘ala al-Tauhid); bersumber pada Alquran dan Sunah (al-Ruju’ ila al-Qur’an wa al-Sunnah); menghidupkan Ijtihad dan Tajdid (Ihya’ al-Ijtihad wa al-Tajdid); mengembangkan Wasathiyah (Tanmiyat al-Wasathiyah); dan mewujudkan Rahmat bagi Seluruh Alam (Tahqiq al-Rahmah li al-‘Alamin).(*)

(Disampaikan Ketua PP Muhammadiyah Prof. Syamsul Anwar di Universitas Ahmad Dahlan, 15 Mei 2023)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini