Madrasah Mu’allimat dan Cita-Cita Mencetak Kader Ulama Perempuan
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga (tiga dari kiri) di Madrasah Mu’allimat.
UM Surabaya

Salah satu diantara banyaknya alasan yang dapat dijadikan landasan pengangkatan KH. Ahmad Dahlan menjadi Pahlawan Nasional adalah perannya dalam bidang pendidikan dan dalam pergerakan perempuan.

Peran KH Ahmad Dahlan dalam mencerdaskan dan menggerakkan kesetaraan akses bagi kaum laki-laki dan perempuan begitu menonjol.

Termasuk embrio lahirnya institusi belajar bagi kaum perempuan, Madrasah Muállimat Muhammadiyah Yogyakarta juga diinisiasi oleh KH. Kiai Dahlan sejak 1918, kemudian berkembang dan dipisahkan tempat belajar antara laki-laki dan perempuan pada tahun 1930.

Meski pun lokasinya berbeda, Madrasah Muállimat dan Muállimin Muhammadiyah Yogyakarta merupakan satu kesatuan dalam sebuah sistem. Keduanya juga sudah diakui sebagai pesantren oleh Departemen Agama sampai saat ini.

Jadi, baik madrasah dan pesantren ini menjadi unggulan di seluruh Indonesia.

Kedua instansi pendidikan ini berada di bawah PP Muhammadiyah. Selain alasan historis, karena langsung didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan, Madrasah Muállimat dan Muállimin Muhammadiyah Yogyakarta sekaligus menjadi Sekolah Kader Muhammadiyah (SKM).

Instansi pendidikan yang dimiliki oleh Muhammadiyah ini merupakan satu diantara tiga sistem perkaderan Muhammadiyah, yaitu sistem perkaderan melalui pendidikan, keluarga dan perkaderan melalui baitul arqam dan seterusnya sebagaimana yang diadakan oleh Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah.

Madrasah Mu’allimat dan Cita-Cita Mencetak Kader Ulama Perempuan
Para siswa mengikuti proses pembelajaran di Madrasah Muállimat.

Salah satu sekolah kader yang memang diunggulkan dan diharapkan sekali bisa mencetak calon-calon pimpinan Áisyiyah dan Muhammadiyah adalah Muállimat dan Muállimin Muhammadiyah.

Fungsi perkaderan ini sekaligus melengkapi tujuan berdirinya sebuah lembaga pendidikan milik Persyarikatan Muhammadiyah yang memiliki tujuan untuk melahirkan atau mencetak cendekiawan muslim dan ulama yang unggul dan berkemajuan.

Sekaligus juga mencetak ulama-ulama perempuan yang kemudian juga berkemajuan, jadi dalam satu sekolah sekaligus menghasilkan cendekiawan dan juga ulama yang diharapkan akan selalu mencerahkan bangsa Indonesia.

Cita-cita tersebut merupakan usaha melestarikan tujuan awal didirikannya, yaitu melahirkan siswa atau santri yang unggul juga berakhlak mulia, bertanggung jawab, dan bermoral. Pasalnya itu merupakan dasar untuk menjadi generasi muda berkemajuan.

Saat ini Madrasah Muállimat memiliki santri sebanyak 1227 yang berasal dari seluruh Indonesia.

Madrasah Muállimat sebagai wadah pusat perempuan calon pemimpin putri Islam untuk Indonesia berkemajuan. Tidak hanya itu, madrasah yang berdiri sejak 1918 ini sekarang mampu bersaing dalam berbagai perlombaan baik tingkat nasional maupun global.

Hal ini membuktikan bahwa Muallimat sebagai madrasah atau pesantren perempuan mampu bersaing dan berprestasi dalam berbagai bidang.

Proses pendidikan di Madrasah Muállimat Muhammadiyah tidak mentolerir segala jenis kekerasan, baik secara verbal, fisik, mental maupun seksual.

Sebaliknya proses pendidikan di sini dibangun atas dasar nilai-nilai cinta damai, cinta tanah air dan berakhlak baik. (*)

(Disampaikan Ketua Umum PP Áisyiyah Salmah Orbayinah acara Kunjungan dan Peresmian oleh Menteri PPPA Bintang Puspayoga di Madrasah Muallimat, 17 Mei 2023)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini