Ustaz Wijayanto di UMM: Menelusuri Tiga Pilar Kehidupan Manusia
Ustaz Wijayanto memberikan siraman rohani di UMM. foto: humas umm
UM Surabaya

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menghadirkan ustaz kondang, Ustadz Wijayanto MA, untuk memberikan siraman rohani sekaligus membahas kepemimpinan Rasulullah dalam perspektif modern dan digitalisasi.

Agenda yang berlangsung pada 26 September 2024 ini, juga bertepatan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad.

Dalam pembahasannya, Ustadz Wijayanto menjelaskan bahwa kesempurnaan manusia seluruhnya ada pada Nabi Muhammad.

Kata dia, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan manusia, di antaranya rongga perut, rongga kepala, dan rongga dada.

Rongga perut merujuk pada pentingnya memakan makanan yang secukupnya dan halal. Sementara itu, rongga kepala berkaitan dengan pencarian ilmu.

Ia mengapresiasi Muhammadiyah yang sudah sangat baik dalam mengedepankan aspek pendidikan, menekankan bahwa pendidikan merupakan kunci dalam memperkuat karakter anak bangsa.

“Dengan pendidikan, seseorang dapat menguatkan keimanannya. Sehingga amal dan ilmunya berjalan beriringan dan mudah diterima. Apalagi, manusia akan selalu dihargai karena ilmunya,” katanya.

Ustadz Wijayanto juga membahas banyak masalah yang dihadapi dunia pendidikan, termasuk di kampus.

Salah satunya adalah tantangan dalam melahirkan sarjana yang berkarakter dengan rongga perut yang terpenuhi dan rongga kepala yang baik. Ia menegaskan pentingnya karakter bagi para pemuda.

Menurutnya, hal ini merupakan misi pertama yang paling ditekankan oleh Rasulullah selama 13 tahun berdakwah.

“Semua kemaksiatan dimulai dari kosongnya rongga dada. Oleh karena itu, banyak hal dapat dipelajari melalui doa. Doa dapat menghidupkan nurani; ‘nur’ artinya cahaya dan ‘aini’ artinya mata.

Dengan demikian, doa akan menghidupkan nurani dan melindungi kita. Hidup yang dicari bukan banyaknya, tetapi berkahnya,” ucapnya.

Sebagai penutup, ia memberikan pesan bahwa salat sangat penting dan tidak boleh ditinggalkan. Ia juga mengingatkan agar selalu berbakti kepada orang tua, karena berkat mereka para jamaah bisa mencapai titik sekarang.

“Rida Allah ada pada ridha orang tua, maka jangan pernah sakiti hati mereka,” tegasnya.

Terkait kedatangannya ke UMM, ia merasakan aura positif di kampus tersebut. Hal ini terlihat dari banyaknya jamaah yang hadir, tidak hanya dari kalangan dosen dan akademisi, tetapi juga santri dan staf dari berbagai unit kampus.

Menurutnya, hal ini merupakan bentuk kekompakan warga intra kampus UMM dalam mencari ilmu agama. Dengan semangat itu, ia semakin bertekad untuk terus berdakwah kebaikan dalam kegiatan tersebut. (zaf/wil/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini