Renungan Tentang Nikmat Iman dan Siksa Bagi yang Mengingkari
foto: kharchoufa
UM Surabaya

*) Oleh: Mustofa,
Anggota PRM Sedayu, Magelang

إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِيْرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ

يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَ نَبِيَ وَلَا رَسُولَ بَعْدَهُ

قَالَ تَعَالَى فِي القُرْآنِ الكَرِيمِ : يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

اللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينْ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسِانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ

Jamaah Jum’ah yang Dirahmati Allah

Dengan segala kerendahan hati, marilah kita bersama-sama memanjatkan puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang senantiasa melimpahkan nikmat serta taufik-Nya kepada kita, sehingga kita dapat menunaikan ibadah Jum’ah tanpa ada halangan apa pun.

Selawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi agung Muhammad SAW, beserta para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in, dan kita semua hingga hari Kiamat.

Jika kita renungkan bersama, sesungguhnya kita telah dikaruniai nikmat yang tiada berbilang, seperti nikmat iman, kesehatan, dan harta yang berlimpah. Semua itu semata-mata dari Allah SWT yang Maha Pemberi Rezeki (Ar-Razzaq) kepada hamba-Nya.

Allah memberikan rezeki kepada siapa pun, baik mukmin maupun kafir. Di antara nikmat-nikmat yang ada, nikmat terbesar adalah nikmat iman kepada Allah yang Esa (tauhid).

Nikmat beriman kepada-Nya ini tidak tergantikan oleh apa pun, bahkan seandainya ditukar dengan harta yang tak terhingga nilainya, kita tidak akan tergoda untuk mengubah keyakinan (akidah) kita.

Mengapa nikmat iman ini tiada bandingannya dengan nikmat lain dan merupakan nikmat terbesar dalam kehidupan seorang muslim? Pertanyaan ini mengundang kita untuk mencari jawaban dari Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup kaum Muslimin.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Perkenankanlah khatib menyampaikan jawaban atas pertanyaan tersebut, yang insya Allah dapat diuraikan sebagai berikut:

Di Alam Kubur (Barzakh)

Pertama, keadaan orang yang tidak beriman kepada Allah (kafir) sejak meninggalnya, yaitu ketika berada di alam Barzakh, sudah mengalami penderitaan yang tak terperikan.

Dalam Surat Al-Mu’minun ayat 99, Allah mengabarkan bahwa orang kafir ingin dikembalikan ke dunia untuk beramal sholeh dan beriman kepada-Nya. Namun hal itu mustahil.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini