*)Oleh: Sulton Dedi Wijaya
Wakil Ketua PCM Krian Bidang Dikdasmen dan PNF
Hari ini, Senin, 25 November 2024 sebagian besar guru di penjuru tanah air merayakan peringatan Hari Guru Nasional (HGN 2024). Pada hari ini pula, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) merayakan HUT-nya ke-79.
Muhammadiyah dengan jumlah sekolah/madrasah sebanyak 5346 juga ikut ambil bagian dari peringatan hari ini. Tagline HGN, Guru Hebat Indonesia Kuat menyebar di medsos dalam bentuk twibbon, poster, flyer dan ucapan selamat lainnya. Siswa siswi di sekolah juga ikut menyemarakkan HGN dengan memberikan apresisasi yang beragam seperti memberi bunga, kado dan souvenir untuk guru-guru mereka.
Bagi persyarikatan Muhammadiyah, khususnya bidang Pendidikan Dasar dan Menengah dan Pendidikan Non-Formal (Dikdasmen dan PNF) yang bertanggungjawab penuh terhadap dinamika persekolahan, termasuk guru, siswa dan karywan di dalamnya harus menjadikan ini sebagai momentum untuk melakukan refleksi terhadap nilai-nilai pendidikan dan Kemuhammadiyahan.
Ada 8 poin refleksi yang perlu menjadi renungan bersama secara kolaboratif dengan tujuan dan syiar dakwah menghidup-hidupi Muhammadiyah, membesarkan AUM dan persyarikatan, dan mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya bagi pimpinan, majelis, guru dan karyawan persyarikatan sebagaimana berikut.
Pertama, menjaga komitmen dan nilai-nilai Kemuhammadiyahan. Guru Muhammadiyah menghadapi tantangan untuk tetap konsisten dalam menerapkan nilai-nilai Islam yang berkemajuan di tengah perkembangan zaman. Secara bertahap harus menjadi teladan dan ujung tombak membentuk siswa-siswi yang berakhlak mulia, berorientasi pada pendidikan dan ilmu pengetahuan, aktif di persyarikatan, mandiri dan berdedikasi tinggi, memiliki kepedulian sosial, visioner dan adaptif, memiliki semangat nasionalisme, dan memiliki jiwa dakwah.
Kedua, peningkatan kualitas pendidikan. Membantu peserta didik tidak hanya unggul secara akademik tetapi juga memiliki karakter Islami yang kuat. Beradaptasi dengan kurikulum yang dinamis sambil menjaga ciri khas pendidikan Muhammadiyah. Memahami integrasi dan implementasi kurikulum nasional dengan kurikulum Pendidikan di Muhammadiyah. Guru dan karyawan harus berperan sebagai teladan (uswah) bagi peserta didik, baik dalam kehidupan sehari-hari, akademik maupun spiritual.
Ketiga, memanfaatkan perkembangan integrasi dan teknologi untuk pembelajaran. Meningkatkan kompetensi teknologi pembelajaran untuk mendukung proses belajar-mengajar yang efektif dan relevan. Memanfaatkan IT dan media sosial untuk branding dan marketing sekolah. Mempercepat birokrasi dan administrative serta menunjang proses syiar dan dakwah sekolah di dunia maya.
Keempat, pengembangan profesionalisme guru. Guru persyarikatan diharapkan terus mengembangkan diri melalui pelatihan, seminar, dan workshop agar tetap update tentang isu dan tantangan pendidikan modern. Meningkatkan standar kompetensi pedagogik, personal, sosial, professional dan nilai-nilai persyarikatan. Memahami taksonomi pembelajaran dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Kelima, menjawab tantangan sosial dan moral. Menghadapi pengaruh negatif globalisasi, seperti degradasi moral, yang dapat memengaruhi peserta didik. Membimbing dan meningkatkan literasi dalam bermedia sosial agar mereka mampu menyaring informasi sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan sesama kolega dan siswa, berbicara dengan empati dan memahami permasalahan yang terjadi di lingkungan sekolah. Termasuk memberikan motivasi kepada agar mampu menghadapi tantangan moral dan sosial dengan bijak.
Keenam, meningkatkan kolaborasi dengan Komite dan IKWAM. Menjalin sinergi yang baik antara sekolah, keluarga, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang holistik. Melibatkan persyarikatan dalam mendukung program-program sekolah. Melibatkan dalam perencanaan dan pengambilan Keputusan dalam hal tertentu. Termasuk menjadikan mereka relawan dalam kegiatan akademik dan non-akademik, seperti menjadi narasumber kegiatan tematik atau program orang tua mengajar untuk kelas tertentu.
Dengan pendekatan-pendekatan semacam ini, kolaborasi antara sekolah, Komite, dan IKWAM akan lebih harmonis, produktif, dan berkontribusi positif terhadap kualitas Pendidikan AUM.
Ketujuh, menanamkan semangat kebangsaan yang Islami. Guru dituntut untuk mendidik siswa agar menjadi generasi yang mencintai tanah air tanpa melupakan identitas keislaman mereka. Mengajarkan persatuan (ukhuwwah), toleransi dan keberagaman sesuai dengan nilai-nilai rahmatan lil ‘alamin berlandaskan Al Islam dan Kemuhammadiyahan. Guru dan pimpinan sekolah harus memberikan keteladanan dalam aktifitas sehari-hari. Mendorong partisipasi dalam kegiatan sosial dan kebangsaan untuk peserta didik sesuai dengan konteks dan kapasitas masing-masing.
Kedelapan, menjawab isu kesejahteraan guru. Menghadirkan kemakmuran untuk semua (sebagaimana tema Milad ke 112) berarti menciptakan keseimbangan antara lahir dan batin, kebutuhan dan kemampuan finansial, profesionalitas (ketaatan menjalankan tupoksi dan aturan), hak dan kewajiban, material dan spiritual guru serta karyawan secara berkelanjutan.
Dengan konsep ini, kesejahteraan tidak hanya menjadi sekadar tujuan dalam beramal dan berusaha di AUM, tetapi juga bagian integral dari budaya persyarikatan yang inklusif, adil, berkelanjutan dan berkemajuan tanpa diskriminasi. Hal ini pada akhirnya akan mendorong kualitas kerja, loyalitas, dan kontribusi nyata guru dan karyawan persyarikatan bagi organisasi. Upaya kolaboratif ini tentu harus melibatkan semua pihak, baik pemerintah, persyarikatan, sekolah, maupun masyarakat.
Sebagai kesimpulan, HGN adalah momentum transformasi yang berkelanjutan untuk peningkatan kualitas pendidikan. Refleksi internal persyarikatan yang holistik untuk guru dan karyawan persyarikatan akan menjadi mood booster dalam beramal usaha, tidak hanya sebagai pendidik, tetapi juga sebagai agen perubahan dalam konteks akademik, sosial dan dakwah yang akan memberikan kontribusi dalam menjawab tantangan pendidikan umat dan bangsa. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News