*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Nikmatilah hari-hari kita jika mau, karena sesungguhnya kita selalu berada di antara larangan dan perintah.
Dunia dan segala isinya, pada hakikatnya, adalah tempat sementara yang penuh ujian.
Kalaupun ada kesenangan di dalamnya, itu hanyalah seumpama angin yang berlalu. Kita semua pada akhirnya hanya menanti giliran untuk pulang ke haribaan-Nya, entah kapan dan di mana.
Allah SWT berfirman:
“Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya.”
(QS. Al-Hadid: 20)
Cara pandang yang sederhana—tidak mencari apa yang memang tidak ada—akan memudahkan banyak proses kehidupan.
Ia mempercepat langkah menuju tujuan yang lebih hakiki dan meringankan beban yang kerap kita ciptakan sendiri.
Sebelum mengejar sesuatu, penting untuk bertanya pada hati dan jiwa: apakah yang dikejar itu benar-benar ada?
Ataukah ia hanyalah fatamorgana belaka? Dunia ini sering kali hanya menawarkan permainan dan senda gurau yang menipu, sebagaimana Allah tegaskan:
“Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.” (QS. Muhammad: 36)
Kehampaan hakiki tidak pernah melahirkan kebermaknaan. Hidup menjadi bermakna ketika hal-hal mulia dan ketaatan kepada Allah tertanam dalam setiap langkah kita.
Mari kita tanyakan pada lubuk hati terdalam, sejauh mana segala pernik dunia yang Allah titipkan kepada kita ini membawa kita lebih dekat kepada-Nya?
Jangan sampai, hingga detik ini, kita justru melelahkan diri untuk memperpanjang angan-angan dan menggantungkan harapan pada sesuatu yang sejatinya melelahkan, bahkan menghinakan.
Allah SWT berfirman lagi:
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur.” (QS. At-Takatsur: 1-2)
Mengejar bayangan.
Berharap pada kehampaan.
Hingga akhirnya jasad kita masuk ke dalam kuburan.
Sudah waktunya kita lebih bijaksana dalam menjalani kehidupan ini. Mari mendekatkan diri kepada Allah, mencintai-Nya lebih dari segalanya, dengan senantiasa mengingat: Allah dulu, Allah lagi, dan Allah terus.
Semoga Allah senantiasa menyayangi kita dan membimbing kita ke jalan-Nya yang lurus. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News