Membersihkan hati merupakan langkah penting bagi setiap Muslim. Salah satu caranya adalah dengan sering mengingat kematian dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.
Hal itu disampaikan Ustaz Zainal Arifin, S.Pd., anggota Korps Muballigh Muhammadiyah Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sampang, dalam kajian rutin di Masjid Al Muttaqin PCM Nganjuk, Rabu (27/11/2024).
Mengawali kajian, Ustaz Zainal membacakan firman Allah Swt dalam Surat Al-Hasyr ayat 18:
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Menurutnya, ayat ini menjadi pengingat bagi setiap Muslim untuk selalu mengevaluasi amal perbuatannya sebagai bekal menghadapi hari akhir.
“Kita tidak tahu kapan ajal akan datang. Maka, bekal terbaik yang harus dipersiapkan adalah ketaatan kepada Allah dan amal saleh,” tutur Ustaz Zainal.
Dalam kajian tersebut, Ustaz Zainal menjelaskan bahwa kematian adalah batas antara dunia sebagai tempat beramal dan akhirat sebagai tempat menerima balasan. Rasulullah Saw mengingatkan umatnya untuk sering mengingat kematian melalui sabda beliau:
“Perbanyaklah kalian mengingat kepada sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu maut.” (HR. Tirmidzi)
Ia juga menegaskan bahwa setelah kematian, tidak ada lagi kesempatan untuk bertaubat atau menambah amal, sebagaimana firman Allah dalam Surat An-Nisa’ ayat 18:
“Tidaklah tobat itu (diterima Allah) bagi orang-orang yang melakukan keburukan sehingga apabila datang ajal kepada seorang di antara mereka, (barulah) dia mengatakan, ‘Saya benar-benar bertobat sekarang.’”
“Kematian adalah pintu gerbang menuju akhirat. Siapa yang menyiapkan bekal kebaikan, ia akan berbahagia. Tapi siapa yang lalai, ia akan menyesal,” ujar Ustaz Zainal.
Ustaz Zainal juga menjelaskan berbagai manfaat mengingat kematian dalam kehidupan seorang Muslim, antara lain:
Pertama, Membantu membangkitkan hati yang lalai untuk segera kembali kepada Allah. Kedua, menghidupkan hati yang jauh dari ketaatan. Ketuga, memperbaiki perjumpaan dengan Allah dengan menambah bekal ketaatan.
Keempat, menghilangkan sikap lalai dan menyimpang dari jalan Allah. Kelima, menjaga diri dari perbuatan dosa dan kemaksiatan. Keenam mendorong untuk segera bertaubat setelah melakukan kesalahan.
Kajian ditutup dengan penegasan bahwa kematian adalah keniscayaan yang pasti dihadapi oleh semua manusia, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Jumu’ah ayat 8:
“Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya pasti akan menemuimu.”
“Kita harus senantiasa mengingat kematian, karena itu adalah cara terbaik untuk memperbaiki diri dan meningkatkan amal kebaikan. Jangan sampai kematian datang ketika kita belum siap,” pungkas Ustaz Zainal. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News