Ini 3 Dimensi Manusia yang Jadi Dasar Gerakan Filantropi Muhammadiyah
Achmad Jainuri menghadiri Musypimwil PWM Jawa Timur. foto: rochman arief
UM Surabaya

Prof. Achmad Jainuri, Wakil Ketua Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat PP Muhammadiyah , menyampaikan pidato iftitah dalam Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) I Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.

Acara tersebut berlangsung di Aula Mas Mansur, Jalan Kertomenanggal IV/1, Surabaya, pada Ahad (15/12/2024).

Dalam pidato iftitahnya, Achmad Jainuri menekankan pentingnya peran Muhammadiyah dalam menghadirkan kemakmuran bagi semua kalangan.

Ia mengingatkan bahwa sejak awal berdirinya, Muhammadiyah telah berkomitmen untuk berbuat baik dan mencegah kemungkaran, sebagaimana dasar yang tertuang dalam Al-Qur’an.

“Amal usaha Muhammadiyah adalah bentuk nyata dari sikap organisasi yang selalu berlandaskan pada prinsip nyah-nyoh atau memberikan manfaat bagi sesama,” ungkap pria yang dikenal dengan pemikirannya yang progresif

Dalam pidatonya, Jainuri menguraikan tiga dimensi manusia yang menjadi dasar filosofi filantropi Muhammadiyah berdasarkan Al-Qur’an:

Pertama, Annas. Dimensi ini merujuk pada manusia secara umum, tanpa memandang latar belakang budaya, keyakinan, maupun perbedaan lainnya.

“Muhammadiyah memandang pluralitas sebagai aset yang harus dijaga, termasuk melalui pengembangan amal usaha di berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, dan sosial,” papar mantan rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) itu.

Kedua, Al-Insan. Dimensi ini menyoroti manusia dalam konteks moralitas, baik yang positif maupun negatif.

Al-Qur’an, menurut Jainuri, adalah petunjuk bagi seluruh umat manusia, tanpa kecuali. Muhammadiyah menjalankan dakwah yang inklusif, menjangkau semua lapisan masyarakat.

Ketiga, Al-Basyar. Dimensi ini terkait dengan kebutuhan fisik manusia. dipakai untuk menyebut semua makhluk manusia baik laki-laki maupun perempuan, satu maupun banyak.

Kata dia, Muhammadiyah melalui berbagai program amal usaha, seperti rumah sakit, panti asuhan, dan pemberdayaan ekonomi, terus berupaya memenuhi kebutuhan fisik masyarakat yang menjadi objek dakwah dan pertolongan.

“Muhammadiyah bukan hanya sekadar organisasi keagamaan, melainkan juga motor penggerak filantropi yang memberikan solusi nyata bagi berbagai permasalahan umat manusia,” tandasnya.

Musypimwil ini dihadiri oleh para pimpinan Muhammadiyah dari seluruh wilayah Jawa Timur, yang diharapkan dapat merumuskan langkah-langkah strategis untuk memperkuat peran Muhammadiyah dalam membangun kemaslahatan umat. (wh)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini