Kajian Senin Sore yang diadakan di Masjid KH Sudja, Yogyakarta, pada Senin (16/12/2024), menghadirkan diskusi menarik tentang konsep surga dan neraka. Kajian ini disampaikan oleh Budi Jaya Putra, anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Budi membuka ceramahnya dengan pertanyaan retoris yang membuat para jamaah tersenyum, “Apakah Bapak Ibu ingin mampir ke neraka terlebih dahulu atau langsung ke surga?”
Tema ini, menurutnya, sangat penting karena menyangkut pemahaman umat tentang balasan akhirat yang sering kali keliru.
Ia menjelaskan bahwa surga, yang dalam Al-Qur’an disebut Jannah, memiliki makna “tersembunyi”.
Kata ini berasal dari akar kata yang sama dengan “janin,” yang juga berarti sesuatu yang tidak tampak. Dalam penjelasannya, Budi merujuk pada tafsir At-Tanwir karya Muhammadiyah.
Surga, lanjutnya, adalah tempat penuh kenikmatan yang diperuntukkan bagi orang-orang beriman dan beramal saleh. Penjelasan ini merujuk pada ayat-ayat Al-Qur’an seperti At-Taubah ayat 21-22 dan An-Nisa ayat 57.
Namun, ia menegaskan bahwa tidak semua orang mukmin langsung masuk surga. Ada yang harus “transit” terlebih dahulu di neraka untuk disucikan dari dosa.
“Orang mukmin yang berdosa bisa terlebih dahulu merasakan neraka sebelum akhirnya masuk surga,” jelasnya.
Keimanan yang jujur, menurut Budi, adalah syarat utama untuk masuk surga. Ia mengkritik bentuk keimanan yang “pilih-pilih,” seperti hanya berhijab pada momen tertentu atau mengabaikan larangan khamr dengan berbagai alasan.
Selain itu, Budi mengingatkan bahaya syirik yang sering tidak disadari, seperti mempercayai mitos atau benda tertentu yang dianggap memiliki kekuatan. “Takut lewat tempat tertentu karena mitos atau merasa cincin tertentu membawa wibawa sudah masuk kategori syirik,” tegasnya.
Ia juga menekankan pengulangan istilah “surga” yang disebutkan 144 kali dalam Al-Qur’an dan “neraka” sebanyak 136 kali.
Hal ini, menurutnya, menunjukkan kepastian adanya balasan akhirat. Budi menekankan pentingnya memahami konsep surga dan neraka dengan bijak, tanpa tergesa-gesa menyimpulkan segala sesuatu sebagai ancaman neraka.
Menutup ceramahnya, Budi mengajak jamaah untuk selalu mengevaluasi diri agar terhindar dari transit di neraka.
“Orang mukmin yang dosa-dosanya kecil insya Allah bisa langsung ke surga, tapi yang keimanannya jujur dan amalnya konsisten akan mendapat kepastian itu,” tutupnya. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News