*)Oleh: Moch. Muzaki
Kabid TK IMM Jawa Timur
Tulisan ini berangkat dari keresahan penulis melihat bahwa ada penilaian ketika berorganisasi tidak ada hubungannya dengan ibadah dan ber-IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) tiada spirit untuk melaksanakan tugas dakwah. Ini disebabkan beberapa hal seperti ketidaktahuan, kepentingan pribadi, dan egosime. Sehingga saat melaksanakan amanah dilakukan secara asal-asalan, nir-loyalitas, dan hanya memikirkan kepentingan pribadi semata. Maka perlu penyadaran dan menata ulang paradigma.
1. Paradigma Organisasi
Menurut James D. Mooney, Organisasi adalah struktur formal yang terdiri dari orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan. Kata Daniel Katz, organisasi adalah sistem psikologis yang terdiri dari individu-individu yang bekerja sama untuk mencapai tujuan. Maka perlu disadari bahwa organisasi itu memiliki tujuan dan tujuan itu harus dijadikan spirit, cita-cita dan sistem kontrol.
Adanya anggota dan spirit kerja sama di dalamnya yang terstruktur dan tersistem maka harus dijadikan dasar bahwa berorganisasi tidak bisa memikirkan kepentingan personal dan harus serius.
2. IMM adalah gerakan Perkaderan dan Dakwah
Sistem Perkaderan Ikatan jelas disebutkan (1) tujuan IMM adalah mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
(2) Identitas IMM disebutkan sesuai dengan gerakan Muhammadiyah, maka Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memantapkan gerakan dakwah di tengah-tengah masyarakat khususnya di kalangan mahasiswa.
(3) Nilai Dasar Ikatan, Sebagai gerakan mahasiswa yang berdasarkan Islam dan berangkat individu-individu mukmin, maka kesadaran melakukan syariat Islam adalah suatu kewajiban dan sekaligus mempunyai tanggungjawab untuk mendakwahkan kebenaran di tengah masyarakat.
(4) Menurut Djasman, organisasi kader dengan makna yang sederhana adalah pengembangan organisasi IMM akan berorientasi kepada kualitas anggota dari pada
sekadar memperbesar jumlahnya. Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa IMM adalah organisasi kader, bukan organisasi massa. Maka sangat jelas dan harus menjadi kesadaran kolektif dan individu bahwa sebagai kader IMM harus menjalankan apa yang sudah menjadi arah gerak organisasi.
3. Spirit Muhammadiyah
Mengutip di laman Muhammadiyan.or.id , berdasarkan Surat Ali Imran, ayat : 104 Muhammadiyah meletakkan khittah atau strategi dasar perjuangannya, yaitu dakwah (menyeru, mengajak) Islam, amar ma’ruf nahi munkar dengan masyarakat sebagai medan juangnya.
Gerakan Muhammadiyah berkiprah di tengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia dengan membangun berbagai ragam amal usaha yang benar-benar dapat menyentuh hajat orang banyak seperti berbagai ragam lembaga pendidikan sejak taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, membangun sekian banyak rumah sakit, panti-panti asuhan dan sebagainya.
Semua amal usaha Muhammadiyah seperti itu tidak lain merupakan suatu manifestasi dakwah Islamiyah. Semua amal usaha diadakan dengan niat dan tujuan tunggal, yaitu untuk dijadikan sarana dan wahana dakwah Islamiyah. Maka sebagai kader IMM dan kader persyarikatan kita harus menjadikan spirit dan sistem kesadaran kita dalam berorganisasi dan ber-IMM.
4. Ibadah dalam konteks berorganisasi
Menurut Al-Qur’an, ibadah adalah pengabdian diri kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya (QS. Al-Baqarah: 21-22). Menurut Imam Al-Ghazali, ibadah adalah pengabdian diri kepada Allah SWT dengan hati, jiwa, dan raga.
Menurut Syekh Muhammad Abduh, ibadah adalah pengakuan akan kebesaran Allah SWT dan pengabdian diri kepada-Nya.
Dalam konteks berorganisasi maka nilai ibadah adalah sebagai pondasi dan kesadaran suci untuk mencapai tujuan mulia organisasi yang hendak dicapai. Sehingga ketika kita serius dan totalitas dalam menjalankan organisasi maka terdapat nilai ibadah di dalamnya.
Kekushusyukan dan tuma’ninah pun perlu dilalukan dalam menjalankan roda organisasi, yang nantinya terdapat pahala dan balasan. Maka saat melakukan dengan ketidakseriusan pun akan adalah dosa dan akan dipertanggungjawabkan kelak. Saat kita memiliki paradigma dan kesadaran ini nantinya menjadi spirit kolektif dalam ber-IMM. Karena setiap yang kita lakukan semata karna niat pengabdian diri kepada Allah lewat organisasi dan dinamikanya akan dilakukan dengan hati yang ikhlas dan sabar serta berjuang dengan hati, jiwa, & raga.
5. IMM sebagai Ladang Dakwah
Kewajiban berdakwah dalam Islam secara singkat dijelaskan dalam dalil berikut.
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik.” (QS. An-Nahl: 125)
“Dan berdakwahlah karena sesungguhnya dakwah itu adalah tanggung jawabmu.” (QS. Al-Baqarah: 143)
“Dakwah adalah kewajiban setiap muslim yang memiliki ilmu.” (HR. Abu Dawud).
Berdasar apa yang telah kami dijelaskan di atas mengenai organisasi, arah gerak IMM, spirit Muhammadiyah, serta ibadah dalam konteks berorganisasi, maka puncak dari pemahaman dan kesadaran kita adalah saat kita berorganisasi di IMM inilah mari menjadikannya ladang dakwah dan beribadah kepada Allah SWT.
Dalil di atas cukup menjadi pengingat kita akan perintah dari Allah agar kita berdakwah dan menolong orang banyak. Melalui organisasi, melalui IMM ladang dakwah dan pahala terhampar luas, karena sangat jelas dan terang bagaimana arah gerak ikatan dan Muhammadiyah. Sehingga kami mengajak seluruh kader IMM agar spirit ini dijadikan sebagai paradigma dan ruh dalam mengarungi kehidupan berorganisasi. Akhir kata , “semoga berkah Rahmat Illahi melipahi perjungan seluruh kader IMM dalam perjuangan dakwah dan Ibadah ini.” Aamiin. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News