Pada 1923, ditandai dengan milestone Muhammadiyah sebagai organisasi Islam-sosial kemasyarakatan yang memprakarsai lahirnya pelayanan kesehatan dengan branding besar Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) pertama milik bumiputera.
Tonggak sejarah yang telah ditancapkan tersebut, merupakan langkah dari organisasi gerakan Islam yang melintas.
Muhammadiyah dengan tokohnya seperti KH. Ahmad Dahlan dan Kiai Sudja’ sebagai inisiator dari gagasan besar tersebut.
Gagasan tersebut hematnya, bukan hanya diwariskan kepada Muhammadiyah semata, tetapi juga ke organisasi perempuannya, yaitu Aisyiyah.
Sebagai organisasi yang diisi oleh perempuan berkemajuan, isi dari Aisyiyah bukan hanya rapat ke rapat, serta khutbah atau pengajian ke pengajian.
Melainkan keimanan yang dimiliki oleh Aisyiyah juga termanifestasikan dalam bentuk amal konkret menjadi rumah-rumah sakit. Bahkan Aisyiyah saat ini telah memiliki sebanyak 18 rumah sakit.
Terkait dengan peran Muhammadiyah-Aisyiyah dalam membangun berbagai amal usaha, selain rumah sakit merupakan bagian dari rangka kontribusi nyata
Persyarikatan Muhammadiyah untuk umat, bangsa, dan kemanusiaan universal.
Tidak cukup sebatas ada, tetapi amal usaha tersebut harus menjadi yang terbaik.
Muhammadiyah memberikan kontribusi nyata untuk bangsa, pastinya dan juga negara melalui salah satunya rumah sakit.
Ini memberikan kontribusi dalam hal memudahkan fasilitas kesehatan dan juga layanan kesehatan di Indonesia.
Kembali melihat sejarah pendirian PKO, bahwa titik sejarah PKO bukan hanya sekadar pendirian rumah sakit, melainkan juga gerakan atau konsep untuk membantu orang lemah.
Karena semangat PKO juga menjadi dasar berdirinya rumah yatim, rumah miskin dan seterusnya.
Jadi tidak hanya sekadar untuk rumah sakit, tapi banyak hal yang setelah dibangun dan diinisiasi oleh Kiai Sudja’ yang ternyata ini merupakan sebuah ide yang melewati batas, melewati masa. Saat itu tidak akan terpikir oleh yang lain.
Kenyataan sejarah tersebut membuktikan bahwa meski pun Muhammadiyah organisasi Islam yang didirikan oleh masyarakat perkotaan atau kelas menengah ke atas, tetapi memiliki kepedulian yang tumpah ruah kepada kelompok miskin, duafa dan mustadh’afin.
Pelayanan yang didirikan seluruhnya pro terhadap duafa dan mustadh’afin. (*)
(Disampaikan Salmah Orbayinah dalam acara Grand Opening RS Sarkies Aisyiyah Kudus, 5 Juni 2023)