Din Syamsuddin Jelaskan Peran Al-Qur’an sebagai An-Nur dan As-Syifa

Din Syamsuddin Jelaskan Peran Al-Qur’an sebagai An-Nur dan As-Syifa

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005-2015 Prof. Din Syamsuddin, hadir dalam acara Khotmul Qur’an ke-16 yang diselenggarakan oleh Lembaga Tahfizh Al-Qur’an Iqra’ di Bekasi, pada Kamis (20/2/2025).

Dalam acara ini, Din tidak hanya menghadiri sebagai tamu kehormatan, tetapi juga memberikan tausiyah yang bertemakan Cahaya Al-Qur’an sebagai Inspirasi Kehidupan Lintas Generasi.

Dalam ceramahnya, Din menekankan bahwa Al-Qur’an memiliki peran sentral dalam kehidupan umat Muslim. Sebagai kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT, Al-Qur’an bukan hanya berisi ayat-ayat yang dibaca dan dihafalkan, tetapi juga merupakan sumber petunjuk hidup yang memberikan arah dan bimbingan bagi seluruh umat manusia, baik di masa lalu, masa kini, maupun masa yang akan datang.

Ia menjelaskan bahwa dalam Al-Qur’an sendiri, kitab suci ini disebut dengan berbagai nama yang mencerminkan fungsinya.

“Al-Qur’an adalah cahaya, sebagaimana disebut dalam berbagai ayat sebagai An-Nur atau penerang. Selain itu, ia juga disebut Al-Huda, yang berarti petunjuk bagi umat manusia, serta Al-Furqan, yang berfungsi untuk membedakan antara kebaikan dan keburukan,” ungkap Din.

Lebih lanjut, Din menjelaskan bahwa Islam merupakan agama yang membawa manusia dari kegelapan menuju cahaya. Dalam konteks ini, Al-Qur’an berperan sebagai sumber penerangan yang membimbing umat manusia agar tidak tersesat dalam kehidupan.

Ia menyoroti bagaimana sebuah bangsa memerlukan pemimpin yang dapat menjalankan fungsi ini, yakni membawa rakyatnya ke arah kebaikan dan kesejahteraan.

“Maka, seorang pemimpin harus mampu menjadi cahaya bagi rakyatnya. Ia harus menjalankan fungsi An-Nur sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an, bukan justru membawa umatnya dari cahaya menuju kegelapan,” tegas Din.

Menurutnya, seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang menjadikan nilai-nilai dalam Al-Qur’an sebagai dasar dalam menjalankan tugasnya, sehingga mampu membimbing rakyat menuju kehidupan yang lebih baik dan bermartabat.

Selain sebagai petunjuk dan cahaya, Din juga menekankan bahwa Al-Qur’an memiliki fungsi lain yang tidak kalah penting, yaitu sebagai penyembuh. Dalam kitab suci ini, Al-Qur’an disebut sebagai As-Syifa, yang berarti obat atau penyembuh bagi penyakit, baik secara fisik, mental, maupun spiritual.

“Ketika Al-Qur’an disebut sebagai As-Syifa, itu berarti kitab suci ini memiliki nilai penyembuhan, baik dari segi spiritual maupun sosial. Dan karena Allah adalah As-Syafi’ atau Maha Penyembuh, maka umat Islam harus memahami bahwa membaca dan mengamalkan Al-Qur’an dapat membawa ketenangan dan kesembuhan dalam kehidupan mereka,” jelas Din.

Dalam konteks sosial, ia menyoroti bagaimana Al-Qur’an dapat menjadi solusi bagi berbagai permasalahan yang dihadapi umat manusia. Ketika nilai-nilai dalam Al-Qur’an benar-benar diterapkan, maka berbagai krisis moral, sosial, dan ekonomi dapat teratasi. Oleh karena itu, Din mengajak umat Islam untuk tidak hanya membaca dan menghafalkan Al-Qur’an, tetapi juga memahami maknanya serta mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam akhir ceramahnya, Din kembali mengingatkan bahwa seorang Muslim harus mampu menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman utama dalam hidupnya.

“Setiap Muslim harus memiliki komitmen untuk membaca, memahami, dan mengamalkan isi Al-Qur’an. Dengan begitu, kita bisa menjadikan kehidupan ini lebih bermakna dan sesuai dengan ajaran Islam,” pesannya.

Ia juga mengajak para peserta Khotmul Qur’an untuk terus memperdalam pemahaman mereka terhadap Al-Qur’an dan tidak hanya berhenti pada tahap hafalan semata. Sebab, menurutnya, keutamaan membaca Al-Qur’an baru akan benar-benar terasa ketika isi dan ajarannya diterapkan dalam kehidupan nyata.

Acara Khotmul Qur’an ini menjadi momen berharga bagi umat Islam dalam memperkuat hubungan mereka dengan Al-Qur’an. Selain sebagai ajang untuk meningkatkan kecintaan terhadap kitab suci, acara ini juga menjadi sarana untuk memperkokoh pemahaman tentang peran Al-Qur’an dalam membimbing kehidupan.

Din berharap, melalui kegiatan seperti ini, umat Islam semakin sadar akan pentingnya menjadikan Al-Qur’an sebagai cahaya yang menerangi jalan hidup mereka.

Dengan berbagai pesan yang disampaikan, tausiyah Din Syamsuddin di acara ini memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk lebih mendekatkan diri kepada Al-Qur’an, tidak hanya sebagai bacaan rutin, tetapi juga sebagai pedoman yang memberikan solusi dalam setiap aspek kehidupan. (bhisma/tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *