Muhammadiyah perlu memiliki semangat tajdid, yakni semangat untuk menjawab berbagai problematika umat dengan inovasi dan pembaruan yang sesuai dengan ajaran Islam.
Itulah salah satu nilai keulamaan adalah semangat untuk mencapai masyarakat yang berkemajuan.
Selain semangat tajdid, nilai ikhlas sebagai alasan utama mengapa Muhammadiyah masih eksis hingga lebih dari satu abad.
Ikhlas dalam beramal menjadi ciri khas warga Muhammadiyah yang melakukan amal tanpa mengharapkan pamrih dari siapa pun.
Tantangan dalam dakwah datang silih berganti. Untuk menghadapinya, nilai sabar menjadi penting. Kader-kader Muhammadiyah diharapkan bisa bersabar dalam menghadapi perbedaan pendapat dan tantangan dalam berdakwah.
Tidak hanya itu, nilai ta’awun atau saling tolong-menolong antara sesama kader Muhammadiyah juga menjadi hal yang dianggap penting dalam mencapai tujuan dakwah.
Dengan saling mendukung dan bekerja bersama, Muhammadiyah dapat memberikan kontribusi positif yang lebih besar bagi masyarakat.
Semangat membangun adalah ciri khas Muhammadiyah. Muhammadiyah dikenal memiliki amal usaha yang bertujuan untuk membangun dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Hal ini tercermin dalam semangat Muhammadiyah untuk mengoptimalkan dana yang diberikan dengan membangun gedung atau fasilitas yang bermanfaat bagi umat.
Melalui kelima nilai keulamaan tersebut, Muhammadiyah telah sukses bertahan hingga saat ini.
Kader-kader Muhammadiyah memiliki semangat untuk berkemajuan, beramal dengan ikhlas, sabar menghadapi tantangan dakwah, saling tolong-menolong, dan semangat membangun untuk mewujudkan masyarakat yang lebih baik sesuai dengan ajaran Alquran dan sunah.
Dengan komitmen dan dedikasi para kader, Muhammadiyah terus eksis sebagai gerakan yang memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan umat Islam. (*)
(Disampaikan Ketua PP Muhammadiyah Syamsul Anwar dalam Baitul Arqam Mahasiswa Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah di Pusbang Muhammadiyah, Sleman, 31Juli 2023)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News
