Urusan dan Perkara di Alam Kubur
UM Surabaya

Setelah hari kiamat tiba, manusia yang meninggal dunia akan melalui tahapan kehidupan di alam akhirat. Namun, sebelum memasuki kehidupan alam akhirat tersebut, manusia harus memasuki alam kubur atau yang disebut juga dengan alam barzah.

Alam kubur ini pula yang disebut-sebut sebagai pintu gerbang menuju akhirat atau batas antara alam dunia dan alam akhirat. Mengingat secara bahasa, kata barzah mengandung arti sekat.

Selain itu menjadi tempat tinggal bagi mereka yang telah meninggal dunia lebih dahulu hingga datangnya hari kiamat kelak. Bahkan manusia-manusia yang singgah di sana sudah ada sejak zaman Nabi Adam AS.

Manusia yang berada di alam kubur akan dibangkitkan oleh Allah pada hari kebangkitan sesuai dengan surat Ghafir ayat 46,

النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا ۖ وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ

“Kepada mereka diperlihatkan neraka, pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (dikatakan kepada malaikat) ‘Masukan Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.’

Khalifah kaum muslimin yang ketiga Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu jika melihat perkuburan beliau menangis mengucurkan air mata hingga membasahi jenggotnya.
Suatu hari ada seorang yang bertanya:

تذكر الجنة والنار ولا تبكي وتبكي من هذا؟

“Tatkala mengingat surga dan neraka engkau tidak menangis, mengapa engkau menangis ketika melihat perkuburan?” Utsman pun menjawab, “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إن القبر أول منازل الآخرة فإن نجا منه فما بعده أيسر منه وإن لم ينج منه فما بعده أشد منه

“Sesungguhnya liang kubur adalah awal perjalanan akhirat. Jika seseorang selamat dari (siksaan)nya maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah.

Namun jika ia tidak selamat dari (siksaan)nya maka (siksaan) selanjutnya akan lebih kejam.” (HR. Tirmidzi, beliau berkata, “hasan gharib”. Syaikh al-Albani menghasankannya dalam Misykah al-Mashabih)

Menurut hadis-hadis, bahwa orang yang sudah mati itu akan mengalami hal-hal di antaranya sebagai berikut :

1. Himpitan kubur,
2. Pertanyaan kubur.
3. Siksa kubur atau nikmat kubur
4. Diperlihatkan tempat duduknya (surga atau neraka)
5. Tempat ketetapan ruh.
6. Dibangkitkan (yaumul ba’ts)

1. Impitan Kubur

عَنْ عَائِشَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اِنَّ لِلْقَبْرِ ضَغْطَةً وَ لَوْكَانَ اَحَدٌ نَاجِيًا مِنْهَا نَجَا مِنْهَا سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ. احمد 9: 316، رقم: 24337

“Dari ‘Aisyah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya kubur itu mempunyai himpitan. Seandainya ada orang yang dapat terlepas dari padanya, niscaya terlepaslah Sa’ad bin Mu’adz dari padanya”. [HR. Ahmad juz 9, hal. 316, no. 24337]

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص يَوْمَ دُفِنَ سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ وَ هُوَ قَاعِدٌ عَلَى قَبْرِهِ قَالَ: لَوْ نَجَا اَحَدٌ مِنْ فِتْنَةِ اْلقَبْرِ لَنَجَا سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ، وَ لَقَدْ ضُمَّ ضَمَّةً ثُمَّ رُخّيَ عَنْهُ. الطبرانى فى الكبير 10: 334، رقم: 10827

“Dari Ibnu ‘Abbas RA, bahwasanya Nabi SAW pada hari di mana Sa’ad bin Mu’adz dikubur, dan ketika itu beliau duduk di atas kuburnya (Mu’adz), beliau bersabda, “Seandainya ada orang yang dapat terbebas dari fitnah kubur, pasti terbebaslah Sa’d bin Mu’adz.

Sungguh ia (mengalami) diimpit dengan suatu himpitan yang kemudian dilonggarkan”. [HR. Thabrani dalam Al-Kabir juz 10, hal. 334, no. 10827]

عَنْ عَائِشَةَ اَنَّهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ لِلْقَبْرِ ضَغْطَةً، لَوْ كَانَ اَحَدٌ نَاجِيًا فِيْهَا، نَجَا سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ. احمد 9: 392، رقم: 24717

“Dari ‘Aisyah bahwasanya ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya qubur itu mempunyai himpitan, sekiranya ada orang yang dapat terbebas dari padanya, terbebaslah Sa’ad bin Mu’adz (dari padanya)”. [HR. Ahmad juz 9, hal. 392, no. 24717]

عَنْ اَبِى اَيُّوْبَ رض اَنَّ صَبِيًّا دُفِنَ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ اُفْلِتَ اَحَدٌ مِنْ ضَمَّةِ اْلقَبْرِ َلاُفْلِتَ هذَا الصَّبِيُّ. الطبرانى فى الكبير 4: 121، رقم: 3858

“Dari Abu Ayyub RA, bahwasanya ada mayit anak kecil dikuburkan, lalu Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya ada seseorang yang bisa terlepas dari pada himpitan kubur, niscaya terlepaslah anak (kecil) ini”. [HR. Thabrani dalam Al-Kabir juz 4, hal. 121, hal. 3858]

وَ اِنَّ ضَغْطَةَ اْلقَبْرِ عَلَى اْلمُؤْمِنِ كَاْلاُمّ الشَّفِيْقَةِ يَشْكُوْ اِلَيْهَا ابْنُهَا الصُّدَاعَ فَتَغْمَزُ رَأْسَهُ غَمْزًا رَفِيْقًا وَ لكِنْ يَـا عَائِشَةُ وَيْلٌ لِلشَّاكّيْنَ فِى اللهِ كَيْفَ يُضْغَطُوْنَ فِى قُبُوْرِهِمْ كَضَغْطَةِ الصَّخْرَةِ عَلَى اْلبَيْضَةِ. البيهقى و الديلمى

“Sesungguhnya impitan kubur atas mukmin itu, seperti ibu yang sayang, yang anaknya mengadu sakit kepala kepadanya, lalu dipijit olehnya dengan pijitan yang lembut, tetapi, ya ‘Aisyah!

Celaka orang-orang yang syak tentang Allah! Dengan amat dahsyat akan diimpit mereka itu di kubur-kubur mereka, sebagaimana himpitan batu gunung yang besar atas sebutir telur. [HR Baihaqi dan Dailami]

2. Pertanyaan kubur

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا قُبِرَ اْلمَيّتُ (اَوْ قَالَ اَحَدُكُمْ) اَتَاهُ مَلَكَانِ اَسْوَدَانِ اَزْرَقَانِ يُقَالُ ِلاَحَدِهِمَا اْلمُنْكَرُ وَ اْلآخَرُ النَّكِيْرُ. فَيَقُوْلاَنِ: مَا كُنْتَ تَقُوْلُ فِى هذَا الرَّجُلِ؟ فَيَقُوْلُ مَا كَانَ يَقُوْلُ: هُوَ عَبْدُ اللهِ وَ رَسُوْلُهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ. فَيَقُوْلاَنِ: قَدْ كُنَّا نَعْلَمُ اَنَّكَ تَقُوْلُ هذَا. ثُمَّ يُفْسَحُ لَهُ فِى قَبْرِهِ سَبْعُوْنَ ذِرَاعًا فِى سَبْعِيْنَ. ثُمَّ يُنَوَّرُ لَهُ فِيْهِ. ثُمَّ يُقَالُ لَهُ: نَمْ. فَيَقُوْلُ: اَرْجِعُ اِلىَ اَهْلِى فَاُخْبِرُهُمْ؟ فَيَقُوْلاَنِ: نَمْ كَنَوْمَةِ اْلعَرُوْسِ الَّذِى لاَ يُوْقِظُهُ اِلاَّ اَحَبُّ اَهْلِهِ اِلَيْهِ، حَتَّى يَبْعَثَهُ اللهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذلِكَ. وَ اِنْ كَانَ مُنَافِقًا قَالَ: سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُوْلُوْنَ فَقُلْتُ مِثْلَهُ، لاَ اَدْرِى. فَيَقُوْلاَنِ: قَدْكُنَّا نَعْلَمُ اَنَّكَ تَقُوْلُ ذلِكَ. فَيُقَالُ ِلـْلاَرْضِ: اِلْتَئِمِى عَلَيْهِ. فَتَلْتَئِمُ عَلَيْهِ. فَتَخْتَلِفُ اَضْلاَعُهُ، فَلاَ يَزَالُ فِيْهَا مُعَذَّبًا حَتَّى يَبْعَثَهُ اللهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذلِكَ. الترمذى 2: 267

“Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila mayit atau salah seorang di antara kalian telah dikubur, ia didatangi dua malaikat yang hitam kebiruan, salah satunya bernama Munkar dan yang satunya bernama Nakir, lalu keduanya bertanya (kepada mayit), “Apa yang kamu yakini terhadap laki-laki ini (Muhammad)?”

Maka mayit itu akan menjawab menurut keyakinannya, “Dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwasanya Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya”.

Maka kedua malaikat itu lalu berkata, “Sungguh kami sudah tahu bahwa kamu akan mengatakannya begitu”. Kemudian dilapangkan kuburnya sejauh tujuh puluh hasta berkeliling”.

Kemudian diterangi untuknya. Kemudian dikatakan kepadanya, “Tidurlah”. Lalu ia berkata, “Bolehkah aku kembali kepada keluargaku untuk memberitahukan kepada mereka ?”.

Maka kedua malaikat itu berkata, “Tidurlah seperti tidurnya pengantin yang tidak membangunkannya kecuali kecintaan istrinya kepadanya, sehingga Allah membangkitkannya dari tempat tidurnya itu”.

Dan jika mayit itu orang munafik, ia akan menjawab, “Aku mendengar orang-orang mengatakannya, maka aku pun mengatakan seperti itu. Aku tidak tahu”. Kedua malaikat itu berkata, “Sungguh kami telah mengetahui bahwa kamu akan menjawab begitu”.

Lalu diperintahkan kepada bumi, “Impitlah mayit ini”. Maka bumi pun mengimpitnya, sehingga tulang-tulang iganya berserakan. Maka terus-menerus mayit itu disiksa demikian hingga Allah membangkitkannya dari tempat tidurnya itu. [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 267, no. 1077]

عَنْ اَنَسٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِنَّ اْلعَبْدَ اِذَا وُضِعَ فِى قَبْرِهِ وَ تَوَلَّى عَنْهُ اَصْحَابُهُ اَنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ، اَتَاهُ مَلَكَانِ فَيُقْعِدَانِهِ فَيَقُوْلاَنِ لَهُ: مَا كُنْتَ تَقُوْلُ فِى هذَا الرَّجُلِ مُحَمَّدٍ ص؟ فَاَمَّا اْلمُؤْمِنُ فَيَقُوْلُ: اَشْهَدُ اَنَّهُ عَبْدُ اللهِ وَ رَسُوْلُهُ. فَيُقَالُ لَهُ: اُنْظُرْ اِلَى مَقْعَدِكَ مِنَ النَّارِ قَدْ اَبْدَلَكَ اللهُ بِهِ مَقْعَدًا خَيْرًا مِنْهُ. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: فَيَرَاهُمَا جَمِيْعًا. وَ اَمَّا اْلكَافِرُ اَوِ اْلمُنَافِقُ فَيُقَالُ لَهُ: مَا كُنْتَ تَقُوْلُ فِى هذَا الرَّجُلِ؟ فَيَقُوْلُ: لاَ اَدْرِى، كُنْتُ اَقُوْلُ كَمَا يَقُوْلُ النَّاسُ. فَيُقَالُ لَهُ: لاَ دَرَيْتَ وَ لاَ تَلَيْتَ. ثُمَّ يُضْرَبُ ضَرْبَةً بَيْنَ اُذُنَيْهِ فَيَصِيْحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيْهِ غَيْرُ الثَّقَلَيْنِ. النسائى 4: 97

“Dari Anas bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba apabila sudah diletakkan di kuburnya dan teman-temannya sudah berpaling meninggalkannya, maka si mayit masih mendengar suara sandal mereka, lalu datanglah dua malaikat mendudukkannya, lalu keduanya bertanya, “Apa pendapatmu tentang orang laki-laki ini yakni Muhammad SAW”.

Adapun orang yang beriman, ia akan menjawab, “Aku bersaksi bahwasanya dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya”. Lalu dikatakan kepadanya, “Lihatlah kepada tempat dudukmu yang di neraka telah diganti Allah dengan tempat duduk yang lebih baik dari padanya”.

Rasulullah SAW bersabda, “Maka ia melihat keduanya (surga, neraka). Adapun orang yang kafir atau munafik, maka ditanyakan kepadanya, “Apa pendapatmu tentang orang laki-laki ini”, maka dia akan menjawab, “Aku tidak tahu, aku mengatakannya seperti halnya orang-orang mengatakannya”.

Maka dikatakan kepadanya, “Kamu tidak tahu dan kamu tidak baca”. Kemudian ia dipukul dengan satu pukulan antara kedua telinganya, hingga ia berteriak dengan teriakan yang didengar oleh apa saja yang di sekelilingnya, selain manusia dan jin”. [HR. Nasaiy juz 4, hal. 97]

عَنِ اْلبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: خَرَجْنَا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص فِى جَنَازَةِ رَجُلٍ مِنَ اْلاَنْصَارِ فَانْتَهَيْنَا اِلَى اْلقَبْرِ وَ لَمَّا يُلْحَدْ فَجَلَسَ رَسُوْلُ اللهِ ص وَ جَلَسْنَا حَوْلَهُ كَاَنَّمَا عَلَى رُؤُوْسِنَا الطَّيْرُ وَ فِى يَدِهِ عُوْدٌ يَنْكُتُ بِهِ فِى اْلاَرْضِ، فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ: اِسْتَعِيْذُوْا بِاللهِ مِنْ عَذَابِ اْلقَبْرِ مَرَّتَيْنِ اَوْ ثَلاَثًا. زَادَ فِى حَدِيْثِ جَرِيْرٍ ههُنَا، وَ قَالَ: وَ اِنَّهُ لَيَسْمَعُ خَفْقَ نِعَالِهِمْ اِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِيْنَ حِيْنَ يُقَالُ لَهُ يَا هذَا مَنْ رَبُّكَ وَ مَا دِيْنُكَ وَ مَنْ نَبِيُّكَ. قَالَ هنَّادٌ، قَالَ: وَ يَأْتِيْهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُوْلاَنِ لَهُ: مَنْ رَبُّكَ ؟ فَيَقُوْلُ: رَبّيَ اللهُ. فَيَقُوْلاَنِ لَهُ مَا دِيْنُكَ. فَيَقُوْلُ دِيْنىِ اْلاِسْلاَمِ. فَيَقُوْلاَنِ لَهُ: مَا هذَا الرَّجُلُ الَّذِى بُعِثَ فِيْكُمْ؟ قَالَ، فَيَقُوْلُ: هُوَ رَسُوْلُ اللهِ ص. فَيَقُوْلاَنِ: وَ مَا يُدْرِيْكَ؟ فَيَقُوْلُ: قَرَأْتُ كِتَابَ اللهِ. فَامَنْتُ بِهِ وَ صَدَّقْتُ. زَادَ فِى حَدِيْثِ جَرِيْرٍ. فَذلِكَ قَوْلُ اللهِ تَعَاَلَى يُثَبّتُ اللهُ الَّذِيْنَ امَنُوْا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى اْلحَيوةِ الدُّنْيَا وَ فِى اْلآخِرَةِ. ابو داود 4: 239، رقم : 4753

“Dari Al-Baraa’ bin ‘Aazib, ia berkata : Kami keluar bersama Rasulullah SAW untuk (mengubur) jenazah seorang laki-laki dari kaum Anshar. Ketika sampai di maqbarah, ternyata lahad belum digali.

Maka Rasulullah SAW duduk, dan kami pun duduk di sekitar beliau (suasananya tenang), seolah-olah di atas kepala kami ada burung, sedangkan beliau memegang sebatang kayu dan memukul-mukulkannya ke tanah. Lalu beliau mengangkat kepalanya dan bersabda, “Berlindunglah kepada Allah, dari siksa kubur” (beliau bersabda begitu) dua kali atau tiga kali.

Jarir (perawi) dalam hadis ini menambahkan: Dan beliau bersabda, “Sesungguhnya mayit itu mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarkannya ketika mereka telah berpaling meninggalkannya, saat ditanyakan kepadanya, “Hai orang ini, siapa Tuhanmu, apa agamamu, dan siapa Nabimu ?”.

Hannad (perawi) berkata : Nabi SAW bersabda, “Dan akan datang dua malaikat, lalu keduanya mendudukkannya dan bertanya kepadanya, “Siapa Tuhanmu ?”. Mayit itu menjawab, “Tuhanku adalah Allah”.

Dua malaikat itu bertanya lagi, “Apa agamamu ?”. Maka mayit itu menjawab, “Agamaku Islam”. Dua malaikat itu bertanya lagi, “Siapakah orang laki-laki yang diutus kepada kalian ini ?”. Maka ia akan menjawab, “Beliau adalah Rasulullah SAW”. Dua malaikat itu bertanya, “Dari mana kamu mengetahuinya ?”.

Mayit itu menjawab, “Aku membaca kitab Allah, lalu aku beriman kepadanya dan membenarkannya”. Jarir menambahkan dalam hadis ini, “Itulah yang dimaksud firman Allah Ta’ala (Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan dunia dan akhirat) [QS. Ibrahim: 27]. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 239, no. 4753]

عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ نَبِيُّ اللهِ ص: اِنَّ اْلعَبْدَ اِذَا وُضِعَ فِى قَبْرِهِ وَ تَوَلَّى عَنْهُ اَصْحَابُهُ، اِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ. قَالَ: يَأْتِيْهِ مَلَكَاِن فَيُقْعِدَانِهِ فَيَقُوْلاَنِ لَهُ. مَا كُنْتَ تَقُوْلُ فِى هذَا الرَّجُلِ؟ قَالَ: فَاَمَّا اْلمُؤْمِنُ فَيَقُوْلُ: اَشْهَدُ اَنَّهُ عَبْدُ اللهِ وَ رَسُوْلُهُ. قَالَ: فَيُقَالُ لَهُ: اُنْظُرْ اِلَى مَقْعَدِكَ مِنَ النَّارِ قَدْ اَبْدَلَكَ اللهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنَ اْلجَنَّةِ. قَالَ نَبِيُّ اللهِ ص: فَيَرَاهُمَا جَمِيْعًا. قَالَ قَتَادَةُ: وَ ذُكِرَ لَنَا اَنَّهُ يُفْسَحُ لَهُ فِى قَبْرِهِ سَبْعُوْنَ ذِرَاعًا وَ يُمْـَلأُ عَلَيْهِ خَضِرًا اِلَى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ . مسلم 4: 2200

“Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba jika diletakkan di dalam kuburnya dan teman-temannya sudah meninggalkannya, ia mendengar suara sandal mereka.

Kemudian ia didatangi dua malaikat, lalu mendudukkannya dan bertanya, “Apa pendapatmu tentang laki-laki ini (Muhammad SAW) ?”. Adapun orang mukmin akan menjawab, “Aku bersaksi bahwa dia hamba Allah dan utusan-Nya”.

Maka dikatakan kepadanya, “Lihatlah tempatmu di neraka, Allah telah menggantinya dengan tempat di surga”. Maka ia dapat melihat keduanya”.

Qatadah berkata, “Dan disebutkan kepada kami bahwasanya mayit itu diluaskan kuburnya seluas tujuh puluh hasta, dan dipenuhi kuburnya dengan kenikmatan hingga hari mereka dibangkitkan. [HR. Muslim juz 4, hal. 2200]

عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض اَنَّهُ حَدَّثَهُمْ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِنَّ اْلعَبْدَ اِذَا وُضِعَ فِى قَبْرِهِ وَ تَوَلَّى عَنْهُ اَصْحَابُهُ وَ اِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ اَتَاهُ مَلَكَانِ فَيُقْعِدَانِهِ فَيَقُوْلاَنِ: مَا كُنْتَ تَقُوْلُ فِى هذَا الرَّجُلِ لِمُحَمَّدٍ ص؟ فَاَمَّا اْلمُؤْمِنُ فَيَقُوْلُ: اَشْهَدُ اَنَّهُ عَبْدُ اللهِ وَ رَسُوْلُهُ. فَيُقَالُ لَهُ: اُنْظُرْ اِلَى مَقْعَدِكَ مِنَ النَّارِ قَدْ اَبْدَلَكَ اللهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنَ اْلجَنَّةِ.فَيَرَاهُمَا جَمِيْعًا.قَالَ وَاَمَّا اْلمُنَافِقُ وَاْلكَافِرُ فَيُقَالُ لَهُ: مَا كُنْتَ تَقُوْلُ فِى هذَا الرَّجُلِ؟ فَيَقُوْلُ: لاَ اَدْرِى، كُنْتُ اَقُوْلُ مَا يَقُوْلُ النَّاسُ. فَيُقَالُ: لاَ دَرَيْتَ وَ لاَ تَلَيْتَ؟ وَ يُضْرَبُ بِمَطَارِقَ مِنْ حَدِيْدٍ ضَرْبَةً فَيَصِيْحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيْهِ غَيْرَ الثَّقَلَيْنِ. البخارى 2: 102

“Dari Anas bin Malik RA bahwasanya ia bercerita kepada orang-orang, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba apabila diletakkan dalam kuburnya, dan teman-temannya telah berpaling meninggalkannya, sungguh ia masih mendengar suara sandal mereka, lalu datanglah dua malaikat mendudukkannya dan bertanya kepadanya, “Apa yang kamu yakini tentang laki-laki ini, yaitu Muhammad SAW?”

Adapun orang mukmin, maka ia menjawab, “Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya”. Maka dikatakan kepadanya, “Lihatlah tempat dudukmu di neraka, Allah telah menggantinya dengan tempat duduk di surga”.

Maka ia melihat keduanya. Adapun orang munafik dan kafir, ia ditanya, “Apa yang kamu yakini tentang laki-laki ini ?”. Ia menjawab, “Saya tidak tahu, saya mengatakannya sebagaimana apa yang dikatakan oleh orang-orang”.

Maka dikatakan kepadanya, “Kamu tidak tahu dan tidak membaca”. Kemudian ia dipukul dengan pemukul dari besi, maka ia berteriak sekeras-kerasnya yang didengar oleh apa yang ada di dekatnya selain jin dan manusia”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 102]

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص ذَكَرَ فَتَّانَ اْلقُبُوْرِ فَقَالَ عُمَرُ: اَتُرَدُّ عَلَيْنَا عُقُوْلُنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: نَعَمْ، كَهَيْئَتِكُمُ اْليَوْمَ. فَقَالَ عُمَرُ: بِفِيْهِ اْلحَجَرُ. احمد 2: 581، رقم: 6614

Dari Abdullah bin Amr, bahwasanya Rasulullah SAW pernah menyebut tentang malaikat pemeriksa kubur. Lalu ‘Umar bertanya, “Apakah akal kita akan dikembalikan kepada kita ya Rasulullah ?”.

Rasulullah SAW menjawab, “Ya, seperti keadaan kamu sekarang ini”. Maka ‘Umar berkata, “Batu di mulutnya (Aku akan memberi jawaban yang tepat)”. [HR. Ahmad juz 2, hal. 581, no. 6614]. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini