Teladan Dakwah Dalam Bingkai Risalah Islam Berkemajuan
Presiden Joko Widodo Membuka Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Solo, 19 November 2022.
UM Surabaya

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dr Agus Taufiqurrahman berharap Muhammadiyah jadi teladan dakwah. Hal itu sesuai dengan amanat Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta 2022 lalu. Teladan dakwah tersebut berada dalam bingkai Risalah Islam Berkemajuan (RIB).

“Penguatan dan penyebarluasan Risalah Islam Berkemajuan, baik di lingkungan internal maupun eksternal Muhammadiyah, yang menjadi pandangan keislaman Muhammadiyah,” ujar dia saat Pengukuhan Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah (PDM-PDA) Kabupaten Klaten, Sabtu (16/9/2023).

Dia lalu menjelaskan tentang hasil dari Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta, Dokter Spesialis Saraf ini menuturkan, bahwa terdapat delapan program prioritas. Salah satunya seperti yang disebutkan di atas, yaitu penguatan dan penyebaran RIB.

“Ada 8 prioritas program hasil Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta, di antaranya peneguhan paham Islam dan ideologi Muhammadiyah di seluruh tingkatan pimpinan Persyarikatan, organisasi otonom, majelis, dan lembaga, serta biro atau bagian, amal usaha (AUM), serta anggota Muhammadiyah,” imbuhnya.

Prioritas berikutnya adalah memperkuat dan memperluas basis umat di akar rumput dalam kesatuan langkah gerakan jamaah dan dakwah jamaah, dakwah kultural, dan dakwah komunitas sehingga keberadaan dan peran Muhammadiyah semakin kokoh dan luas.

Selain itu, program yang lain adalah mengembangkan AUM unggulan dan Gerakan ekonomi Muhammadiyah secara lebih intensif dan masif sehingga Muhammadiyah semakin kuat, mandiri, dan berperan optimal dalam memajukan umat dan bangsa.

Sementara itu, menyikapi bonus demografi, Muhammadiyah mengintensifkan dan memperluas dakwah di generasi generasi Y, generasi Z, dan generasi alpha dalam usaha menanamkan nilai-nilai keagamaan, moral, dan etika, serta orientasi sosial dalam kehidupan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal yang berperadaban mulia.

“Reformasi kaderisasi dan pendiasporaan kader Muhammadiyah ke berbagai struktur dan lingkungan Persyarikatan, umat, bangsa, dan level global dalam membawa misi dakwah dan tajdid menuju tercapainya tujuan Muhammadiyah,” imbuh dia.

Pada periode ini diharapkan juga akan terlaksananya reformasi organisasi dan digitalisasi sistem informasi. Reformasi organisasi ini sekaligus menegaskan Muhammadiyah sebagai organisasi profesional, maju, dan modern.

“Prioritas kedelapan Memperluas dan melembagakan internasionalisasi Muhammadiyah secara lebih terprogram dan terstruktur dalam usaha menyebarluaskan dan memajukan misi dakwah dan tajdid yang rahmatan lil-‘alamin,” jelas Agus. (*/is)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini