Riba, Dosa Besar yang Diremehkan
Ilustrasi: islamicity.org
UM Surabaya

*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang

“Usury, gain for a moment, suffer until the afterlife”
(Riba untung sesaat, derita sampai akhirat)

Di antara sifat-sifat orang baik dan yang akan dibalas dengan kebaikan adalah orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar, hal ini sebagaimana firman Allah,

ٱلَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَٰٓئِرَ ٱلْإِثْمِ وَٱلْفَوَٰحِشَ إِلَّا ٱللَّمَمَ ….

“(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil ….” (Qs. An-Najm: 32)

Lalu apa dosa besar itu? Dalam hadis yang Muttafaq ‘alaihi dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:

اجتنبوا السبع المُوبِقَات، قالوا: يا رسول الله، وما هُنَّ؟ قال: الشركُ بالله، والسحرُ، وقَتْلُ النفسِ التي حَرَّمَ الله إلا بالحق، وأكلُ الرِّبا، وأكلُ مالِ اليتيم، والتَّوَلّي يومَ الزَّحْفِ، وقذفُ المحصناتِ الغَافِلات المؤمنات”.

“Jauhilah oleh kalian tujuh dosa yang membinasakan!” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah! Apa saja dosa-dosa yang membinasakan itu?”

Beliau menjawab, “Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang telah Allah haramkan melainkan dengan sebab yang benar, memakan riba, memakan harta anak yatim, berpaling (lari) dari medan pertempuran, dan menuduh wanita yang beriman lagi suci nan menjaga kehormatannya dengan tuduhan berbuat zina.” (Hadis sahih diriwayatkan oleh Bukhari No. 2766 dan Muslim, No. 89)

Dalam hadis tersebut, memakan riba tergolong dosa besar, bahkan posisinya tepat di bawah pembunuhan dan di atas makan harta anak yatim.

Hanya saja kebanyakan orang-orang yang mengaku Islam menganggap remeh hal tersebut. Na’udzu billahi min dzalik. Semoga bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini