Hanya Allah yang Banyak Memberi Rezeki
Ilustrasi: islamcity
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Hanya Allah satu-satunya yang mampu memberi rezeki kepada hamba-hamba-Nya
Syaikh Dr. Muhammad Khalil Al-Harras berkata, “Sifat Ar-Razqu (pemberian rezeki) tidak boleh disematkan kepada selain Allah, sehingga selain Allah, tidak boleh disebut Ar-Raaziq (Sang pemberi rezeki).

Dalil bahwa hanya Allah lah satu-satunya yang mampu memberi rezeki kepada hamba- hamba-Nya adalah firman Allah Ta’ala,

“Allah-lah yang menciptakan kalian, kemudian memberi kalian rezeki, kemudian mematikan kalian, kemudian menghidupkan kalian (kembali).

Adakah di antara yang kalian sekutukan dengan Allah itu, yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Mahasuci Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Ar-Rum: 40)

Dalam firman Allah di atas, Allah meniadakan adanya Sang Pemberi rezeki selain-Nya. Ini menunjukkan hanya Allah lah satu-satunya yang mampu memberi rezeki kepada hamba hamba-Nya.

Setelah kita mengetahui bahwa tidak ada satu pun makhluk yang tidak mendapatkan rezeki dari Allah, maka yang harus kita yakini adalah tidaklah Allah memberi rezeki kepada hamba-Nya kecuali ada tujuannya.

Setelah diberi rezeki, tidaklah makhluk dibiarkan begitu saja menikmatinya tanpa kewajiban apa pun, sehingga orang yang serakah lagi zalim dalam mencari rezeki dan dalam memanfaatkannya, disamakan dengan orang yang bertakwa dalam mencari rezeki dan dalam memanfaatkannya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk hanyalah agar mereka beribadah kepada-Nya dan Allah menciptakan rezeki untuk mereka semata mata agar mereka gunakan rezeki tersebut untuk beribadah kepada-Nya.”
(Majmu’ul Fatawa Imam Ibnu Taimiyyah, kitabul Iman)

Jadi Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidaklah memberi rezeki kepada hamba-hamba-Nya untuk bersenang senang yang melalaikan ibadah kepada-Nya dan tidak pula untuk bermaksiat kepada-Nya.

Allah berikan rezeki itu kepada hamba-hamba-Nya agar mereka bisa beribadah kepadaNya. Allah akan meminta pertanggungjawaban mereka tentang bagaimana cara mereka mendapatkan rezeki itu lalu mereka gunakan untuk apa.

Oleh karena itulah pantas jika Allah Ta’ala banyak menyebutkan rezeki-Nya di dalam Alquran dalam konteks memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk beribadah dan melakukan berbagai macam ketaatan kepada-Nya.

Allah Ta’ala mengingatkan kepada hamba- hambaNya agar mensyukuri rezekiNya yang mereka dapatkan dengan mentauhidkan Allah dan menjauhi syirik,

“Hai manusia, sembahlah Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa,”

“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian; karena itu janganlah kalian mengadakan sekutu sekutu bagi Allah, padahal kalian mengetahui” (Al-Baqarah: 21-22). (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini