AMM Jawa Timur Jadi Rujukan Nasional dalam Pola Pelatihan Mubaligh

AMM Jawa Timur Jadi Rujukan Nasional dalam Pola Pelatihan Mubaligh

Best practice dari Akademi Mubaligh Muhammadiyah (AMM) Jawa Timur mendapatkan apresiasi dari Majelis Tabligh PP Muhammadiyah. Praktik pelatihan bagi mubaligh muda yang dikemas dalam AMM direkomendasikan untuk menjadi rujukan bagi daerah lain. Hal itu disampaikan Wakil Sekretaris Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Ustaz Fida’ Afif Imam dalam acara Training Pelatihan Instruktur Mubaligh Muhammadiyah Nasional #PIM 2 yang diselenggarakan di Pusdiklatbud Tabligh Institut pada Jumat (21/2/2025).

“Jawa Timur adalah salah satu wilayah dengan pola pelatihan mubaligh yang layak dijadikan rujukan,” ujar Ustaz Fida’ dalam forum sesi Rencana Tindakan Lanjut pada hari ketiga pelatihan.

Lebih lanjut, Ustaz yang juga merupakan alumni Ikatan Pelajar Muhammadiyah menambahkan, best practice Jawa Timur patut didengar bersama dengan Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan.

“Tiga pola kaderisasi mubaligh sengaja kami presentasikan di sini,” imbuhnya.

Ustaz Fida’ berharap agar wilayah-wilayah yang belum melaksanakan pelatihan mubaligh setelah Pelatihan Instruktur Muhammadiyah 1 dapat mengadopsi salah satu dari tiga best practice tersebut.

“Monggo, dalam pembuatan desain rencana aksi di daerah masing-masing, bisa memodifikasi salah satunya,” pungkasnya.

Senada dengan itu, best practice pelatihan AMM Jawa Timur juga disampaikan oleh dua delegasi, yaitu Dr. Sholik Al Huda, Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, dan Muhammad Roissudin, M.Pd Divisi Mubaligh Muda Majelis Tabligh Jawa Timur.

Dalam presentasi selama 15 menit, Dr. Sholik Al Huda yang juga Sekretaris Pascasarjana Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menguraikan latar belakang dan kondisi nyata terkait kebutuhan mubaligh, serta solusi praktis untuk mengatasinya.

“Pada umumnya, banyak yang mengeluh tentang kekurangan mubaligh, tetapi kami memberikan solusi praktisnya,” ujarnya.

Baca juga: Mubaligh Muhammadiyah Siap Hadapi Tantangan Dakwah, Pelatihan Instruktur Resmi Ditutup

Menurut Dr. Sholik, teknis pelaksanaan pelatihan dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing wilayah. Yang terpenting, modul, desain, dan kebutuhan instruktur harus disesuaikan dengan konteks daerah.

“Silakan, panduannya nanti kami bagikan dalam bentuk soft copy. Monggo, dijadikan referensi,” imbuhnya.

Namun, Dr. Sholik yang juga merupakan alumni Doktoral Universitas Islam Sunan Ampel itu mengingatkan agar materi dan instruktur disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing.

“Istilahnya, monggo di ATM (Amati, Tiru, Modifikasi),” pungkasnya.

Acara Pelatihan PIM #2 resmi ditutup pada Sabtu (22/2/2025) dan dihadiri dihadiri oleh Bendahara Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Ustaz Ahmad Arif Rifan, M.Hum dan Direktur PIM #2, Ustaz Syakir Djamalludin. (m.roissudin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *