Bergegas Meraih Ampunan Tuhan

Bergegas Meraih Ampunan Tuhan

*)Oleh: Bahrus Surur-Iyunk
Penulis tetap Rubrik “Bina Akidah” Majalah Suara Muhammadiyah

Suatu hari, Rasulullah ﷺ mengajukan pertanyaan kepada para sahabatnya, “Siapakah di antara kalian yang telah bersedekah hari ini?
Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. segera menjawab, “Saya, ya Rasulullah.”

Lalu Rasulullah bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini telah mengantarkan jenazah?”

Abu Bakar kembali menjawab, “Saya, ya Rasulullah.”

“Siapakah yang telah menjenguk orang sakit?”

Abu Bakar, tanpa ragu, kembali menjawab, “Saya, ya Rasulullah.”

Rasulullah pun tersenyum dan bersabda, “Tidaklah semua amal itu berkumpul dalam diri seseorang pada satu hari, kecuali ia akan masuk surga.”

Dekati Tuhanmu, Tuhan pun Mendekat

Abu Bakar r.a. adalah teladan dalam bergegas menuju kebaikan. Ia tidak menunda amalnya, tidak mencari alasan untuk menangguhkannya, dan tidak menunggu waktu yang lebih tepat. Baginya, setiap kesempatan berbuat baik adalah panggilan yang harus segera dijawab.

Allah sendiri telah menegaskan dalam hadis qudsi: “Barang siapa mendekati-Ku sejengkal, Aku akan mendekatinya sehasta. Barang siapa mendekati-Ku sehasta, Aku akan mendekatinya sedepa. Dan barang siapa datang kepada-Ku berjalan, Aku akan datang kepadanya berlari.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa rahmat Allah selalu lebih besar daripada upaya kita. Satu langkah kecil kita menuju-Nya akan dibalas dengan limpahan kasih sayang-Nya yang berlipat ganda.

Mengapa Harus Bergegas?

Dalam hidup, kita seringkali menunda hal-hal baik dengan alasan “nanti saja,” “masih ada waktu,” atau “tunggu kondisi lebih baik.” Padahal, kebaikan yang ditunda sering kali berubah menjadi kebaikan yang terlupakan. Sementara itu, maut tidak menunggu kesiapan kita.

Pelajaran penting dari kisah Abu Bakar r.a. adalah, pertama, bahwa amal yang tidak ditunda adalah amal yang paling bernilai. Semakin cepat kita melakukan kebaikan, semakin besar peluang kita mendapat pahala dan berkahnya.

Kedua, menunggu sering kali berarti kehilangan. Setiap detik yang berlalu adalah kesempatan yang bisa hilang selamanya. Berapa banyak niat baik yang akhirnya lenyap karena kita menundanya?

Ketiga, Allah lebih cepat dalam memberikan balasan. Jika kita berusaha mendekat kepada-Nya dengan langkah kecil, Allah akan datang kepada kita dengan rahmat yang tak terbayangkan.

Keempat, Kita bisa mulai dengan langkah-langkah sederhana. Jika ada kesempatan bersedekah, jangan menunggu besok. Jika ada orang yang butuh bantuan, ulurkan tangan sekarang juga. Jika ada peluang bertaubat, jangan tunda hingga tua.

Dalam hidup ini, kecepatan dalam berbuat baik adalah tanda keimanan yang kokoh. Sebab, kita tidak tahu apakah esok masih menjadi milik kita. Maka, marilah bergegas meraih ampunan Tuhan sebelum pintu kesempatan tertutup. “Dan bersegeralah kamu menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133). (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *