Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Busyro Muqoddas menegaskan bahwa keberadaan Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) memiliki peran yang sangat strategis dalam membangun masa depan persyarikatan, umat, dan bangsa.
“SUMU bukan sekadar sebuah komunitas usaha, tetapi juga menjadi ekosistem bisnis yang memberikan manfaat nyata bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Melalui berbagai program dan kebijakannya, SUMU bertekad untuk mengangkat UMKM agar lebih berdaya saing dan mampu naik kelas.,” katanya dalam acara Audiensi Serikat Usaha Muhammadiyah di Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta, pada Jumat (28/3/2025).
Sebagai organisasi yang berlandaskan nilai-nilai Muhammadiyah, terang Busyro, SUMU hadir bukan hanya untuk mendampingi UMKM dalam mengembangkan bisnisnya, tetapi juga berperan aktif dalam memberikan solusi permodalan, strategi pemasaran, hingga advokasi kebijakan yang berpihak pada pelaku usaha kecil.
“Berbeda dengan organisasi usaha lainnya, SUMU menitikberatkan pada prinsip keberpihakan terhadap rakyat kecil dan independensi dalam menjalankan bisnisnya,” tandasnya.
Dalam pertemuan audiensi dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, SUMU mengusulkan sejumlah kebijakan penting yang perlu mendapat perhatian dari Pemerintah Republik Indonesia demi meningkatkan daya saing serta kemajuan UMKM di Indonesia. Beberapa usulan tersebut meliputi:
1. Peningkatan Akses Permodalan
SUMU mendorong adanya perluasan akses permodalan bagi UMKM, termasuk peningkatan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) agar lebih sesuai dengan kebutuhan usaha kecil dalam skala yang lebih luas.
2. Reformasi Kebijakan Perpajakan
SUMU mengusulkan adanya revisi terhadap kebijakan perpajakan UMKM, terutama peningkatan ambang batas Pengusaha Kena Pajak (PKP) guna memberikan ruang lebih bagi UMKM untuk berkembang tanpa terbebani pajak yang berlebihan.
3. Perlindungan dari Praktik Premanisme
SUMU menyoroti maraknya praktik premanisme yang sering menjadi penghambat pertumbuhan UMKM. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah konkret untuk melindungi pelaku usaha kecil dari ancaman yang merugikan mereka.
4. Kebijakan Pengendalian Biaya Platform dan Iklan
Dengan semakin mahalnya biaya berjualan melalui marketplace dan media sosial mainstream, SUMU mengusulkan adanya regulasi batas atas biaya platform dan iklan digital agar tidak semakin membebani UMKM.
Busyro menegaskan bahwa keberadaan SUMU semakin relevan di tengah kondisi masyarakat kelas bawah dan menengah yang kian terhimpit akibat kebijakan ekonomi nasional yang belum sepenuhnya berpihak kepada mereka.
“Setelah mengamati perkembangan Serikat Usaha Muhammadiyah serta mengaitkannya dengan realitas yang dihadapi masyarakat ekonomi menengah ke bawah, yang semakin sulit bertahan karena kebijakan yang kurang berpihak kepada demokratisasi ekonomi, maka saya melihat bahwa kehadiran SUMU sangat strategis. SUMU menjadi wadah yang membela kepentingan rakyat kecil secara nyata dan memiliki prospek masa depan yang cerah,” ujar Busyro.
Lebih lanjut, dia menekankan bahwa SUMU telah membuktikan dirinya sebagai organisasi yang tidak hanya berorientasi bisnis, tetapi juga berlandaskan pada ideologi keberpihakan. SUMU menghindari praktik-praktik bisnis yang hanya mengandalkan patronase tanpa prinsip profesionalisme.
“Banyak bisnis yang berkembang pesat karena memiliki patron tertentu, tetapi pertumbuhan semacam itu sering kali hanya bersifat semu dan tidak berkelanjutan. Bahkan, dalam beberapa kasus, mereka menggunakan strategi Machiavellian yang menghalalkan segala cara. Hal seperti ini dihindari oleh Serikat Usaha Muhammadiyah. SUMU menegaskan bahwa bisnis harus berkembang dengan prinsip-prinsip yang sehat dan adil,” tegasnya.
Oleh karena itu, Busyro mendorong agar SUMU semakin diperkuat dan diperluas cakupannya di seluruh Indonesia. Ia menilai bahwa gerakan ini harus menjadi agenda besar Muhammadiyah dan mendapatkan perhatian dari para pemangku kebijakan di tingkat nasional.
“Saya mengucapkan selamat kepada sahabat-sahabat dan adik-adik di SUMU. Teruslah bergerak dan berpihak kepada rakyat kecil. Jalankan amaliyah Al-Ma’un secara konsisten dan berkelanjutan, karena di situlah letak kekuatan dan keberkahan dalam perjuangan kita,” pungkasnya. (wh)