Haedar Nashir Ajak Kampus Muhammadiyah Tinggalkan Zona Nyaman

Haedar Nashir Ajak Kampus Muhammadiyah Tinggalkan Zona Nyaman

Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar mendapat kehormatan dengan kehadiran Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir yang mengisi kuliah tamu pada Ahad (6/4/2025).

Acara ini diselenggarakan di lantai 17 Gedung Iqra Unismuh dan dihadiri oleh berbagai tokoh penting di lingkungan kampus, seperti Rektor Unismuh Dr. Abd. Rakhim Nanda, para wakil rektor, para dekan, serta sejumlah undangan dari kalangan akademisi.

Dalam kuliah tamunya, Prof. Haedar mengangkat tema besar tentang urgensi transformasi perguruan tinggi dari sekadar menjalankan rutinitas administratif dan akademik menuju budaya mutu yang terukur dan berkelanjutan.

Menurutnya, saat ini dunia pendidikan tinggi telah memasuki sebuah fase baru yang ia sebut sebagai era kualitas, di mana indikator keberhasilan sebuah universitas bukan lagi hanya pada seberapa lama berdiri atau banyaknya mahasiswa, tetapi pada sejauh mana institusi itu mampu menunjukkan pencapaian mutu melalui akreditasi, perangkingan, riset, dan pengabdian yang berdampak luas.

Haedar menyebut bahwa kampus-kampus Muhammadiyah seperti Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) adalah contoh keberhasilan dalam mengelola institusi pendidikan secara modern dan berorientasi mutu.

Ketiga universitas tersebut secara bergantian masuk dalam jajaran 10 besar kampus terbaik di Indonesia versi berbagai lembaga pemeringkat nasional maupun internasional.

“Sudah saatnya kampus-kampus kita tidak hanya sibuk dengan rutinitas yang monoton. Kita harus keluar dari zona nyaman dan mulai membangun sistem tata kelola yang berbasis kualitas, bukan relasi atau pendekatan personal,” tegas Haedar.

Dia melanjutkan, pengelolaan perguruan tinggi harus didasarkan pada prinsip efisiensi, efektivitas, dan profesionalisme.

Tata kelola kampus, menurutnya, tidak boleh lagi dijalankan dengan pendekatan kekeluargaan yang cenderung mengabaikan kompetensi dan kapabilitas.

“Kampus harus menjadi tempat tumbuhnya gagasan besar dan pemikiran ilmiah, bukan arena permainan kepentingan kelompok,” tambahnya.

Haedar juga menyoroti pentingnya kontribusi para dosen, khususnya yang telah meraih gelar doktor dan guru besar. Dia mengingatkan bahwa gelar akademik tinggi tidak cukup hanya digunakan untuk mendapatkan pengakuan, tetapi harus diwujudkan dalam karya nyata berupa riset berkualitas dan pengabdian kepada masyarakat.

“Jika dosen hanya menuntut hak tanpa memenuhi kewajiban akademiknya, maka ia akan menjadi beban bagi institusi. Oleh karena itu, kita perlu membangun ekosistem riset yang hidup, produktif, dan terintegrasi dengan kebutuhan bangsa,” katanya.

Dalam bagian lain dari kuliah tamunya, Haedar mencontohkan universitas-universitas di Jepang seperti Nara University yang berhasil mengembangkan budaya riset yang kuat.

Dia mendorong Unismuh Makassar untuk terus menggali potensi lokal dan menghasilkan riset sosial yang relevan dengan persoalan aktual masyarakat Indonesia, terutama yang berkaitan dengan agenda-agenda kebangsaan dan kemanusiaan.

Menutup paparannya, Haedar kembali mengingatkan tentang pentingnya komitmen sivitas akademika terhadap nilai-nilai dasar Muhammadiyah.

Baginya, kampus bukan hanya tempat untuk mencari gelar atau pekerjaan, melainkan arena perjuangan intelektual, ruang pengabdian, dan sarana untuk menebar nilai-nilai keislaman yang berkemajuan.

“Kampus Muhammadiyah harus menjadi ladang ibadah dan pusat peradaban. Nilai-nilai ke-Muhammadiyahan harus terus ditanamkan dan dihidupkan dalam setiap aspek kehidupan kampus,” tegasnya.

Rektor Unismuh Makassar Dr. Abd. Rakhim Nanda menyambut baik pemikiran-pemikiran Haedar Nashir dan menyampaikan rasa terima kasih atas arahan strategis yang diberikan.

Dia  menyatakan bahwa kuliah tamu ini memberikan energi baru dan panduan penting bagi Unismuh dalam merancang masa depan yang lebih baik.

“Prof. Haedar telah memberikan banyak inspirasi bagi kami. Saat ini Unismuh tengah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan mutu riset, memperluas publikasi internasional, serta menjalin kerja sama akademik dengan berbagai universitas di luar negeri,” terang Rakhim.

Usai penyampaian kuliah tamu, Haedar menerima sebuah cenderamata istimewa berupa buku berjudul Pappaseng ri Elompugi atau Pesan dalam Syair Bugis. Buku ini merupakan karya dari Wakil Rektor I Unismuh, Prof. Andi Sukri Syamsuri, dan diserahkan langsung oleh Rektor Dr. Abd. Rakhim Nanda di hadapan sejumlah tokoh, termasuk Ketua PP Muhammadiyah Prof. Irwan Akib, M.Pd., serta para wakil rektor.

Buku ini diterbitkan oleh Unismuh Press dan terdiri dari 106 halaman. Isinya merupakan kumpulan pesan-pesan moral yang disampaikan dalam bentuk syair Bugis, diangkat dari siaran radio Elompugi yang rutin mengudara di Radio Venus FM Makassar setiap hari kerja sejak November 2023. Program tersebut menampilkan Prof. Andi Sukri sebagai narasumber utama yang mengulas nilai-nilai kearifan lokal dengan sentuhan sastra yang menginspirasi.

Penyerahan buku ini menjadi penanda bahwa Unismuh tidak hanya fokus pada pengembangan akademik, tetapi juga merawat dan menghidupkan kekayaan budaya lokal sebagai bagian integral dari identitas akademiknya.

Dengan kehadiran Prof. Haedar Nashir dan pemikiran-pemikirannya yang visioner, Unismuh Makassar semakin mantap menapaki jalan transformasi menuju kampus unggul yang berbasis mutu, riset, serta nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan. (*/wh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *