Langit Taipei yang cerah menyambut rombongan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) saat mereka melangkah ke Far Eastern Memorial Hospital (FeMH), salah satu rumah sakit terkemuka di Taiwan. Kunjungan ini bukan sekadar perjalanan akademik, tetapi juga langkah strategis untuk membangun masa depan pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan.
Rektor UM Surabaya Dr. Mundakir, S.Kep., Ns., M.Kep., FISQua, tampak antusias saat berbincang dengan Vice President FeMH, Yun Chen, M.D., Ph.D., di ruang pertemuan VIP rumah sakit tersebut. Turut hadir Sekretaris Kantor Urusan Internasional dan Kerjasama, Ms. Yuanita Wulandari, S.PN., RN., M.S., Kepala Biro Sumber Daya Insani, Dr. Pipit Festi Wiliyanari, B.N., RN., M.N., serta dosen Dr. Muhamad Amirul Haq, B.Sc., M.Sc serta beberapa dosen UM Surabaya.
Mundakir mengungkapkan visinya tentang pentingnya pengalaman global bagi mahasiswa dan dosen. “Kami ingin mahasiswa dan tenaga pendidik merasakan atmosfer dunia kesehatan internasional, agar mereka bisa lebih siap bersaing di kancah global,” ujar Dr. Mundakir dengan penuh semangat saat melakukan lawatan ke Taiwan, pekan in.
Suasana pertemuan terasa hangat saat kedua belah pihak membahas berbagai peluang kerja sama, mulai dari program magang klinis bagi mahasiswa, pertukaran tenaga pengajar, hingga proyek penelitian bersama. Presentasi yang disampaikan oleh tim FeMH menyoroti keunggulan teknologi medis dan sistem layanan kesehatan mereka, yang menjadi daya tarik utama bagi UMSurabaya.
Setelah diskusi intensif, delegasi UMSurabaya diajak untuk melihat langsung fasilitas rumah sakit. Dari laboratorium modern hingga ruang perawatan intensif, setiap sudut rumah sakit mencerminkan standar kesehatan kelas dunia. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah sistem digitalisasi data pasien yang mempermudah pelayanan kesehatan secara efisien.
Vice President FeMH, Yun Chen, M.D., Ph.D., menyampaikan optimismenya terhadap kerja sama ini. “Kami percaya bahwa pertukaran ilmu dan teknologi ini akan membawa manfaat besar bagi kedua institusi, khususnya dalam pengembangan layanan kesehatan yang lebih inovatif,” tuturnya.
Kunjungan ini bukan sekadar pertemuan formal, tetapi juga awal dari perjalanan panjang menuju kemitraan yang lebih erat. Kedua institusi berencana untuk segera menyusun Memorandum of Understanding (MoU) yang akan mencakup berbagai inisiatif kolaboratif.
Di tengah perjalanan pulang, Dr. Mundakir dan timnya merenungkan pengalaman hari itu. Bagi mereka, kunjungan ini bukan hanya tentang menjajaki kerja sama, tetapi juga tentang membawa visi baru bagi UMSurabaya—menjadikannya sebagai institusi pendidikan yang tidak hanya berkelas nasional, tetapi juga siap bersaing di tingkat global.